Find Us On Social Media :

Upaya Tak Henti Basmi Virus Corona, Kini Ilmuwan Gunakan Interferon Beta Untuk Tingkatkan Peluang Sembuh

Protein interferon beta, yang diproduksi secara alami oleh tubuh ketika melawan infeksi virus.

GridHEALTH.id – Upaya untuk terus menaklukkan virus corona penyebab Covid-19 terus digiatkan semua pihak.

Tak heran karena virus corona ini memang luar biasa mematikan dan penyebarannya sangat cepat. Tercatat per hari ini (22/07/20), dikutip dari worldometers.info, ada 15.080.246 orang terinfeksi, 618.399 meninggal, dan 9.101.802 yang sembuh.

Sebuah upaya untuk pengobatan pasien virus corona telah dikembangkan di Inggris dimana perusahaan bioteknologi Synairgen yang berbasis di Southampton, Inggris, melakukan pengobatan yang terbukti bisa  mengurangi tingkat keparahan pasien Covid-19.

Dikutip dari Reuters (21/07/20), pengobatan yang masih bersifat eksperimen tersebut dikembangkan menggunakan protein interferon beta, yang diproduksi secara alami oleh tubuh ketika melawan infeksi virus.

Selama uji coba, protein tersebut dihirup langsung ke paru-paru pasien yang terinfeksi virus menggunakan nebuliser untuk merangsang respons imun.

Pada awalnya, seorang ilmuwan yang terlibat dalam uji coba, Tom Wilkinson mengatakan, pengobatan tersebut mampu mengurangi gejala parah pasien Covid-19 hingga 79%.

Baca Juga: Viral Seorang Anak Derita Penyakit Langka Hampir Setahun Tertidur

Menurutnya pasien yang melakukan uji coba mengalami penurunan yang sangat signifikan dalam gejala sesak rapas. Selain itu, rata-rata waktu yang dihabiskan pasien di rumah sakit menjadi berkurang sepertiga ketika mendapatkan pengobatan tersebut.

Synairgen mengklaim, pasien yang telah menjalani perawatan dua hingga tiga kali kemungkinan bisa pulih seperti sedia kala.

"Kami tidak bisa mengharapkan hasil yang lebih baik daripada ini," ujar CEO Synairgen, Richard Marsden mengatakan kepada BBC (21/07/20).

Profesor imunofarmakologi dari University of Southampton sekaligus salah satu pendiri Synairgen, Stephen Holgate mengatakan, virus corona diketahui telah berevolusi untuk menghindari tanggapan antivirus awal paru-paru.

“Perawatan kami untuk memberikan konsentrasi interferon beta lokal yang tinggi, protein antivirus yang terjadi secara alami, mengembalikan kemampuan paru-paru untuk menetralkan virus,” tambahnya.

Sementara banyak yang mengembangkan pengobatan Covid-19, perkembangan vaksin tetap menjadi standar utama dalam perlindungan virus.

Saat ini, beberapa perusahaan bioteknologi di sejumlah negara telah mengembangkan uji klinis vaksin Covid-19 agar bisa segera didistribusikan, setidaknya pada kuartal pertama tahun depan.

Baca Juga: Sudah Dipesan 100 Juta Unit, Vaksin Produksi Inggris Ini Tunjukkan Hasil Positif, Pengamat Pertanyakan Vaksin China Pesanan Indonesia, 'Jangan Sampai WNI Jadi Kelinci Percobaan'

 

Baca Juga: Hati-hati, Keseringan Duduk Lama Bisa Picu Munculnya Nyeri Sendi

Sementara itu, awal pekan ini (20/07/20),  Pelaksana tugas (Plt) Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah mengatakan bahwa Vaksin Covid-19 dari perusahaan asal China, Sinovac, sudah tiba di Indonesia. 

Kemlu sendiri mengakui bahwa vaksin ini belum siap edar. Vaksin masih harus melalui uji klinis tahap III yang akan dilakukan PT Bio Farma, Universitas Padjadjaran, dan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes). Ditargetkan bisa mulai digunakan untuk keadaan darurat mulai kuartal pertama 2021. (*)