GridHEALTH.id - Demam berdarah dangue (DBD) belakangan ini menjadi wabah penyakit lain yang banyak disoroti di tengah pandemi Covid-19.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, secara akumulatif kasus DBD hingga Juni 2020 di Indonesia jumlahnya mencapai 68.000.
Bahkan, setiap harinya kasus DBD ditemukan sekitar 100 hingga 500 kasus.
“Sampai saat ini, kita masih menemukan kasus antara 100-500 kasus per hari. Kalau kita melihat jumlah kasus ada 68.000 kasus demam berdarah seluruh Indonesia,” ujar Nadia dalam siaran langsung di akun YouTube BNPB, Senin (22/6/2020). Atas kondisi itu, pemerintah mengharapkan masyarakat lebih waspada terhadap ancaman DB.
Namun tidak sedikit dari masyarakat yang khawatir bahwa nyamuk dapat menularkan virus Sars-CoV-2 penyebab COVID-19. Hal ini mengingat nyamuk menyebarkan beberapa penyakit seperti malaria, west nile hingga zika.
Apakah benar nyamuk dapat nyebarkan virus corona? Dilansir dari laman Healthline, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan tidak ada informasi atau bukti hingga saat ini yang menunjukkan bahwa virus corona dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk.
Baca Juga: Bikin Susah Tidur, 4 Makanan Ini Tak Disarankan Dikonsumsi Malam Hari
Alasan pertama, virus corona adalah virus yang menyerang saluran pernapasan, dan cara penularan utama adalah melalui droplet yang mengandung virus yang dilepaskan ke udara ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin. Agar nyamuk terinfeksi virus, virus tersebut harus ada dalam darah yang dimakan nyamuk.
Source | : | nakita.grid.id,Health Line,Center for Disease Control and Prevention,Gridhealth.id |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar