Find Us On Social Media :

2 Kandidat Vaksin Covid-19 Terpilih, Inilah yang Ideal dan Menjanjikan

Ilustrasi - 2 Kandidat vaksin paling menjanjikan dan ideal.

GridHEALTH.id - 2 Kandidat Vaksin Covid-19 Terpilih, Inilah yang Ideal dan Menjanjikan

Negara maju berlomba produksi vaksin, begitu pula perusahaan farmasi dunia dan lokal. Berikut hasil uji coba vaksin dan hasil sementaranya dan menjanjikan.

Baca Juga: Walau Dinilai Menambah Cita Rasa, Membakar Makanan dengan Arang Berbahaya Bagi Kesehatan

Kandidat vaksin Corona

Sampai saat ini rupanya ada dua kandidat kuat untuk vaksin Covid-19.

Keduanya berasal dari Inggris buatan Oxford University dan dari China.

Keduanya sama-sama diklaim aman dan dapat memicu respons kekebalan tubuh.

Kedua studi tersebut dilaporkan dalam The Lancet.

Baca Juga: Di Masa Pandemi, Pasien DBD Tak Perlu Dirawat di Ruang Isolasi, Kecuali....

Baca Juga: Klepon Terus Jadi Trending Permbicaraan, Ternyata Bisa Tingkatkan Kekebalan Tubuh hingga Obati Berbagai Penyakit

Kendati masih terlalu dini untuk mengatakan apakah pendekatan tersebut memenuhi persyaratan untuk vaksin yang efektif melawan Covid-19, kedua hasil uji sejauh ini paling menjanjikan.

Hingga saat ini, penyelidikan lebih lanjut terus dilakukan.

Dilansir IFL Science, Senin (20/7/2020), kedua vaksin menggunakan adenovirus yang lemah, virus flu biasa, yang dimodifikasi secara genetik untuk membawa kode genetik protein lonjakan pada kulit terluar SARS-CoV-2, virus yang bertanggung jawab untuk Covid-19.

Baca Juga: Dengan Ramuan Arak Bali, Pasien Positif Covid-19 Tanpa Gejala Bisa Sembuh Lebih Cepat

Hasil uji vaksin corona dari Oxford, Inggris

Untuk studi Oxford, virus flu diambil dari simpanse dan diberikan kepada 543 dari 1.077 orang dewasa sehat.

Sementara 534 sisanya merupakan kelompok kontrol dan diberi vaksin meningitis.

Baca Juga: Teka-teki Terjawab Mengapa Warga China Enggan Divaksin Produk Sendiri, Skandal Vaksin 2018 Bikin Rakyat Tak Percaya, 'Kelinci Percobaan' Pindah ke Indonesia?

Hasil sejauh ini telah menemukan bahwa vaksin Covid-19 yang dikembangkan menginduksi antibodi yang kuat dan respon imun sel T hingga hari ke-56 dari percobaan yang sedang berlangsung.

"Sistem kekebalan tubuh memiliki dua cara untuk menemukan dan menyerang patogen - antibodi dan respons sel," kata ketua tim Profesor Andrew Pollard dari Universitas Oxford, dalam sebuah pernyataan yang dikirim melalui email.

Baca Juga: Studi: Orang-orang Lebih Cenderung Terinfeksi Covid-19 dari Anggota Keluarga di Rumah

Baca Juga: Beli Sabu Seharga Rp 3 Juta, Catherine Wilson Rupanya Sempat Nge-fly saat Acara TV, Bergelagat Aneh hingga Sering Senyum Sendiri

"Vaksin ini dimaksudkan untuk menginduksi keduanya, sehingga dapat menyerang virus ketika beredar di dalam tubuh, serta menyerang sel-sel yang terinfeksi.

"Kami berharap ini berarti sistem kekebalan tubuh akan mengingat virus, sehingga vaksin kami akan melindungi manusia untuk suatu jangka waktu yang panjang," umbuhnya.

"Namun, kami perlu penelitian lebih lanjut sebelum kami memastikan vaksin tersebut efektif melindungi tubuh terhadap infeksi SARS-CoV-2, dan untuk berapa lama perlindungan berlangsung."

Baca Juga: Baru Sadar Bahaya Covid-19, Donald Trump Akhirnya Perintahkan Warga Amerika Pakai Masker

Vaksin yang dikembangkan Oxford terbukti dapat memicu respons sel T dalam waktu 14 hari, yang berarti sistem kekebalan dapat menemukan dan membuang sel yang terinfeksi virus.

Dalam 28 hari, ada juga respon antibodi, yang berarti sistem kekebalan mengirim antibodi untuk menyerang virus jika ditemukan ada dalam darah atau dalam sistem limfatik.

Efek samping ringan seperti kelelahan dan sakit kepala dilaporkan oleh sekitar 70 persen peserta, tetapi kurang intens pada peserta yang diizinkan minum parasetamol.

Mengonsumsi parasetamol sebelum dan sesudah vaksinasi tidak berdampak negatif pada hasilnya.

Hasil uji vaksin corona dari China

Baca Juga: Wah, Mendagri Tito Bilang Jenazah Pasien Covid-19 Idealnya Dikremasi

Baca Juga: Wah, Mendagri Tito Bilang Jenazah Pasien Covid-19 Idealnya Dikremasi

Sementara studi dari China telah melihat 508 peserta yang ambil bagian dalam uji coba fase II.

Dari total peserta yang ada, 253 menerima dosis tinggi vaksin, 129 menerima dosis rendah, dan 126 menerima plasebo.

Sembilan puluh lima persen dari kelompok dosis tinggi dan 91 persen dari kelompok dosis rendah menunjukkan respon sel T atau antibodi pada hari ke 28 pasca vaksinasi.

Baca Juga: Update Vaksin Virus Corona; Efek Samping Uji Klinis Vaksin Covid-19 China, Relawan Mengalami Diare Hingga Radang Paru

Para pasien tidak diamati lebih dari 28 hari, sehingga kekebalan jangka panjang tidak diselidiki.

Vaksin yang ideal

Vaksin disebut ideal jika memiliki efek samping minimal dan efektif setelah satu atau dua dosis.

Sementara pada populasi sasaran (terutama yang paling terkena dampak seperti orang tua lanjut usia dan orang-orang dengan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya), vaksin harus memberikan perlindungan setidaknya selama setengah tahun, dan mengurangi penyebaran virus.

Baca Juga: Miliki Nada Vokal Tinggi Melengking, Judika Alami Masalah Pita Suara: 'Tiap Bangun Pagi Keluar Darah Kental'

Kedua vaksin ini belum mengkonfirmasi bahwa mereka memiliki kemampuan di atas.

Namun keduanya melaporkan, kandidat vaksin yang dikembangkan menghasilkan antibodi terhadap Covid-19.

Ini adalah kandidat yang paling menjanjikan sejauh ini.(*)

Baca Juga: Di Indonesia Seorang Anak 18 Bulan Tidur Melulu, di Vietnam Sosok Ini Insomnia Selama 33 Tahun

 #hadapicorona

#berantasstunting

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kandidat Vaksin Corona dari Inggris dan China Dinilai Paling Efektif"