Find Us On Social Media :

3.000 Dokter dan Perawat, 12.000 Pasien, 176 Rumah Sakit di Inggris Dilibatkan Untuk Menemukan Obat Covid-19 Murah

[Ilustrasi] Obat untuk mengobati virus corona.

Baca Juga: Ubah Pola Hidup, Susu Kental Manis yang Dianggap Masyarakat Sebagai Pemenuhan Gizi Justru Memicu Obesitas hingga Penyakit Jantung

Yang pertama adalah untuk obat anti-malaria Hydroxychloroquine, yang kemudian secara luas dipuji oleh politisi seperti Donald Trump, Emmanuel Macron dan Jair Bolsonaro sebagai pengobatan Covid-19 yang efektif. Semua percaya itu bisa menyelamatkan dunia.

Namun, tim 'Recovery' tidak setuju. Uji coba mereka menunjukkan Hydroxychloroquine tidak membantu Covid pasien dalam bentuk apa pun. Sepuluh hari kemudian, Otorisasi Penggunaan Darurat obat di AS ditarik.

Baca Juga: WHO Resmi Hentikan Uji Coba Hydroxychloroquine, Gagal Kurangi Kematian Pasien Covid-19

"Itu berarti rumah sakit di seluruh dunia tidak lagi perlu membuang sumber daya untuk perawatan yang tidak berguna, dan bisa berhenti secara palsu meningkatkan harapan pasien." kata Landray.

Kemudian ada terapi kombinasi lopinavir dan ritonavir, dua agen anti-HIV, yang juga disebut-sebut sebagai pengobatan Covid yang kuat.

'Recovery' membandingkan 1.596 pasien yang diberi obat, dengan 3.376 yang tidak diberi obat. Namun hasil menunjukkan tidak ditemukannya perbedaan signifikan dalam tingkat kematian antara kedua kelompok tersebut.

Baca Juga: 107 Orang Dinyatakan Sembuh dari Virus Corona, Peneliti Klaim 5 Cara Ini Bisa Mengobati Virus Mematikan Tersebut