GridHEALTH.id - Kemampuan bicara seorang anak adalah salah satu tonggak bersejarah yang membuat semua orang tuga deg deg plas. Benar kan?
Karena jika di usia seharusnya anak sudah bisa bicara, tapi si kecil belum juga bisa bicara, orang tua tentu khawatir dan ketakutan.
Nah, supaya tidak serampangan menilai anak mengenai hal ini, kemampun bicara, orangtua wajib mengetahui tonggak kemampuan bicara anak per tahapan usia.
Usia 0-6 bulan
Usia 2-3 bulan, melansir idai.or.id dengan judul artikel Keterlambatan Bicara, bayi mulai dapat membuat suara-suara sseperti "Aah" atau "Uuh" yang dikenal dengan istilah cooing.
Ia juga senang bereksperimen dengan berbagai bunyi yang dapat dihasilkannya, misalnya suara menyerupai berkumur.
Baca Juga: Kasus Virus Corona di Indonesia Belum Sampai Puncak, Jokowi Peringatkan Gelombang Kedua Covid-19
Mendekati usia 6 bulan, cooing berangsur menjadi babbling, yakni mengoceh dengan suku kata tunggal, misalnya "Papapapapa", "Dadadadada", "Bababababa", "Mamamamama".
Bayi juga mulai dapat mengatur nada bicaranya sesuai emosi yang dirasakannya, dengan ekspresi wajah yang sesuai.
Baca Juga: Kepala Satpol PP Bali; 'Jika Ada Penambahan Kasus, Jerinx Harus Bertanggungjawab'
Baca Juga: Kesaksian Bupati Ogan Ilir, Positif Corona Tubuhnya Meriang Beberapa Hari
Usia 6-12 bulan
Di usia ini saat babbling, ia menggunakan intonasi atau nada bicara seperti bahasa ibunya.
Ia pun dapat mengucapkan kata-kata sederhana seperti mama dan papa tanpa arti.
Pada usia 9-12 bulan, ia sudah dapat mengucapkan mama dan papa (atau istilah lain yang biasa digunakan untuk ibu dan ayah atau pengasuh utama lainnya) dengan arti.
Ia mulai suka membeo, menirukan kata atau bunyi yang didengarnya. Pada usia 12 bulan bayi sudah mengerti sekitar 70 kata.
Usia 12-18 bulan
Pada usia ini, anak biasanya sudah dapat mengucapkan 3-6 kata dengan arti, dapat mengangguk atau menggelengkan kepala untuk menjawab pertanyaan, menunjuk anggota tubuh atau gambar yang disebutkan orang lain, dan mengikuti perintah satu langkah (Tolong ambilkan mainan itu).
Kosakata anak bertambah dengan pesat; pada usia 15 bulan ia mungkin baru dapat mengucapkan 3-6 kata dengan arti, namun pada usia 18 bulan kosakatanya telah mencapai 5-50 kata.
Pada akhir masa ini, anak sudah bisa menyatakan sebagian besar keinginannya dengan kata-kata.
Usia 18-24 bulan
Baca Juga: Mimpi Buruk Imbas Corona Terjadi di Negara Miskin, 128.000 Anak Meninggal Karena Kelaparan
Dalam kurun waktu ini anak mengalami ledakan bahasa.
Hampir setiap hari ia memiliki kosakata baru. Ia dapat membuat kalimat yang terdiri atas dua kata (mama mandi, naik sepeda) dan dapat mengikuti perintah dua langkah.
Pada fase ini anak akan senang mendengarkan cerita. Pada usia dua tahun, sekitar 50% bicaranya dapat dimengerti orang lain.
Baca Juga: Pertama di Indonesia, Ada Positif Covid-19 di Butik Christian Dior di Mal Plaza Senayan
Baca Juga: Kocak Tapi Bikin Malu, Ekuador Terapkan Sanksi 'Tari Peti Mayat' Untuk Pelanggar Aturan Covid-19
Usia 2-3 tahun
Setelah usia 2 tahun, hampir semua kata yang diucapkan anak telah dapat dimengerti oleh orang lain.
Anak sudah biasa menggunakan kalimat 2-3 kata - mendekati usia 3 tahun bahkan 3 kata atau lebih - dan mulai menggunakan kalimat tanya.
Ia dapat menyebutkan nama dan kegunaan benda-benda yang sering ditemui, sudah mengenal warna, dan senang bernyanyi atau bersajak (misalnya Pok Ami-Ami).
Usia 3-5 tahun
Baca Juga: Kocak Tapi Bikin Malu, Ekuador Terapkan Sanksi 'Tari Peti Mayat' Untuk Pelanggar Aturan Covid-19
Anak pada usia ini tertarik mendengarkan cerita dan percakapan di sekitarnya. Ia dapat menyebutkan nama, umur, dan jenis kelaminnya, serta menggunakan kalimat-kalimat panjang (>4 kata) saat berbicara.
Pada usia 4 tahun, bicaranya sepenuhnya dapat dimengerti oleh orang lain. Anak sudah dapat menceritakan dengan lancar dan cukup rinci tentang hal-hal yang dialaminya.
Apabila terdapat salah satu tanda waspada di atas, bawalah anak Anda ke dokter anak.
Secara umum, pada usia berapapun, bawalah anak ke dokter jika ia menunjukkan kemunduran dalam kemampuan berbicara atau kemampuan sosialnya.
Nah, mengenai ini ada sebuah keluh kesah sekaligus konfirmasi dari seorang ibu.
Baca Juga: Dunia Darurat Covid-19, Sejumlah Negara di Sekitar Asia Kembali Terapkan Penguncian
Baca Juga: Tembus 100.000 Kasus Positif Virus Corona, Indonesia Salip 23 Negara di Atasnya?
Melalui forum tanya jawab di sebuah media yang dimediatori oleh Tabloid Nakita, ibu Fauzia Iffah menyampaikan prihal yang dialaminya.
"Anak saya usia 3,5 tahun diberi obat Noochepal oleh dokter spesialis anak, yaitu vitamin untuk mempercepat kemampuan berbicara.
Apakah obat tersebut aman untuk anak-anak? Adakah efek samping terhadap kecerdasan anak? Jika tidak dengan obat apakah bisa kemampuan anak berbicara berkembang dengan baik? Terima kasih atas jawabannya"
Oleh dr Martin Leman, Sp.A, DTMH, pertanyaan ibu Fauzia Iffah di jawab;
"Penyebab keterlambatan bicara ada banyak, dan tidak bisa diobati hanya dengan pemberian obat.
Perlu dicari dulu dong penyebabnya apakah karena ada kelainan dalam otak atau karena kurang stimulasi.
Sebenarnya juga tidak ada yang disebut 'vitamin untuk mempercepat kemampuan bicara' karena kemampuan bicara kan didapat dengan ia berlatih bicara.
Bahwa ada gangguan pada kemampuan otak, nah ini yang harus dicari dulu apakah memang ada.
Sebaiknya ke dokter anak yang mendalami tumbuh kembang atau saraf anak untuk menelusuri lebih detail. Salam." (*)
Baca Juga: Salah Treatment di Rumah Sakit, Otak Bayi Usia Beberapa Hari Terinfeksi Bakteri yang Hidup di Tanah
#Berantasstunting
#HadapiCorona
Artikel mengenai tanya jawab ibu dan dokter sudah publish di nakita.id dengan judul; Obat Agar Lancar Bicara