GridHEALTH.id - Presiden Joko Widodo mengumumkan jika vaksin Covid-19 buatan China akan siap diedarkan pada awal tahun 2021.
Sebelum diedarkan, vaksin Covid-19 dari perusahaan Sinovac Biotech yang bekerja sama dengan Bio Farma ini masih dalam uji klinis tahap III pada Selasa (11/8/2020).
Dikabarkan, vaksin yang diberikan telah menimbulkan respon kekebalan tubuh untuk percobaan pada manusia, dan menunjukkan adanya perlawanan daya tahan tubuh untuk melawan infeksi virus corona.
Sinovac juga mengungkapkan vaksin Covid-19 belum menyebabkan efek samping yang parah dan lebih dari 90% orang yang diberi suntikan pada interval 14 hari telah menginduksi antibodi penawar dua minggu setelah inokulasi.
Baca Juga: Layaknya Perokok, Pengguna Rokok Elektrik 5 Kali Lebih Rentan Terpapar Virus Corona
Kendati demikian, baru-baru ini Manajer Lapangan Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 FK Unpad, Eddy Fadlyana mengungkapkan calon vaksin Covid-19 tersebut memiliki efek samping.
Meski begitu, ia memperkirakan efeknya tidak besar, seperti nyeri atau demam.
"Bisa timbul nyeri di tempat suntikan atau demam sekitar 30 hingga 40 persen," kata Eddy saat dihubungi Kompas.com, Rabu (12/8/2020).
Eddy mengatakan untuk efek samping lainnya kemungkinan sangat kecil.
Namun, apabila nantinya relawan uji klinis mengalami demam atau gejala lain diharapkan untuk melapor ke tim uji klinis.
Dia menjelaskan, uji klinis tahap III vaksin akan dihentikan jika ada reaksi berat terhadap relawan.
Hal tersebut nanti diputuskan oleh dokter yang memeriksa.
Target relawan yang mengikuti uji klinis tahap III calon vaksin Covid-19 buatan Sinovac adalah 1.620 orang.
Rekrutmen pertama mampu menjaring 540 orang relawan.
Kemudian, rekrutmen kedua memperoleh 1.080 orang relawan. Relawan terpilih setelah lolos dari pengujian imunogenitas (respons imun) dan efikasi (respons dalam melawan virus) melalui tes darah. (*)
#hadapicorona