Find Us On Social Media :

Tembus 27 Ribu Kasus Corona, DKI Jakarta Dikabarkan Masuk Zona Hitam Covid-19, Ini Kata Rekan Kerja Anies Baswedan

Beredar kabar DKI Jakarta masuk zona hitam Covid-19, ini tanggapan rekan kerja Anies Baswedan

GridHEALTH.id - Kasus corona di DKI Jakarta terus mengalami peningkatan.

Bahkan, hingga Rabu (12/8/2020) sore, tercatat ada 27.242 kasus positif Covid-19 di Jakarta.

Melihat hal tersebut, belakangan muncul data yang menyebutkan bahwa seluruh wilayah di DKI Jakarta masuk ke dalam zona hitam Covid-19.

Baca Juga: Kasus Covid-19 DKI Jakarta Kembali Salip Jawa Timur, Pakar Epidemiologi dan Satgas Covid-19 Angkat Bicara Penyebabnya

Baca Juga: Terancam 6 Tahun Penjara, Jerinx Berpesan: Semoga Tidak Ada Ibu Kehilangan Calon Anak Akibat Rapid Test'

Diketahui, data ini merupakan update harian Covid-19 pada Minggu (9/8/2020) lalu.

Akibat adanya logo milik Badan Intelijen Negara (BIN) di pojok kanan atas foto, pihak BIN hingga rekan kerja Anies Baswedan pun akhirnya angkat bicara.

Deputi VII Bidang Komunikasi dan Informasi BIN Wawan Hari Purwanto menegaskan, foto viral di media sosial yang menampilkan Provinsi DKI Jakarta sebagai zona hitam Covid-19 adalah hoaks.

"(Foto itu) bukan dari BIN, itu hoaks," kata Wawan melalui pesan singkat kepada Kompas.com, Rabu (12/8/2020).

Baca Juga: Menghindari Efek Samping Obat, Panduan Ini yang Harus Dilakukan

Sementara itu, rekan kerja Anies Baswedan yaitu Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria membantah bahwa seluruh di DKI Jakarta masuk zona hitam Covid-19.

Ini untuk menanggapi beredarnya sebuah foto yang menampilkan lima wilayah Jakarta, yakni Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Utara, dan Jakarta Selatan, sebagai zona hitam Covid-19.

"Tidak ada zona hitam," ucap Ariza saat dihubungi, Rabu (12/8/2020).

Baca Juga: 4 Penyebab Banyaknya Pasien Positif Covid-19 Tanpa Gejala Diungkap Peneliti

Ariza mengakui penyebaran Covid-19 di Ibu Kota memang tinggi.

Apalagi jumlah kasus yang terus melonjak beberapa waktu terakhir.

Namun, Riza berujar bahwa tingginya jumlah kasus itu karena tak lepas dari tes swab massal yang dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Baca Juga: Bahaya Vaksin Covid-19 Buatan Rusia, Menkes Jerman; Vaksin ini Belum Cukup Diuji!

"Di Jakarta memang penyebarannya tinggi karena disebabkan, testing banyak. Luar biasa testing kita. Jumlahnya bisa 5.000 hingga 10.000 per harinya. Sudah jauh di atas 55.000 lebih (per pekan)," kata dia.

Menurut dia, dengan melakukan banyak tes swab maka bisa menyelesaikan masalah.

"Menyelesaikan masalah kan harus mengidentifikasi masalah. Itu solusi dengan testing. Kalau testing diperbanyak memang angka penyebarannya kelihatan," tuturnya. (*)

Baca Juga: Jadi Relawan Vaksin Covid-19, Driver Ojol Ini Langsung Cari Orderan usai Disuntik: 'Saya Tidak Mau Bawa Virus sampai Anak Istri Jadi Korban'

#hadapicorona