Find Us On Social Media :

Saat Main Game di Acara RCTI Artis Cantik Ini Tetiba Ambruk lalu Meninggal, Penyakit Jantung tidak Terdeteksi

Irene Justine meninggal dunia karena sakit jantung yang tak terdeteksi.

GridHEALTH.id - Saat Main Game di Acara RCTI Artis Cantik Ini Tetiba Ambruk lalu Meninggal, Penyakit Jantung tidak Terdeteksi

Memiliki penyakit jantung tak terdeteksi,  Irene Justine meninggal dunia saat bermain games di sebuah acara televisi RCTI. 

Baca Juga: Usai Hadiri Acara Hajatan, Kepala Sekolah di Madiun Meninggal Terinfeksi Covid-19

Meninggal mendadak di usia muda, paling umum disebabkan oleh serangan jantung.

Biasanya serangan jantung itu karena riwayat penyakit jantung tak tak terdeteksi atau tak disadari.

Serangan jantung bisa datang dari berbagai macam penyebab.

Baca Juga: Banyak Klaim Jamu yang Bisa Sembuhkan Pasien Covid-19, Ini Kata Badan POM

Aritmia adalah paling sering terjadi pada usia muda yang menyebabkan serangan jantung.

Aritmia ini adalah gangguan irama jantung.

Dokter  Agung Fabian Chandranegara, SpJP (K) FIHA, dokter spesialis penyakit jantung dari Rumah Sakit Awal Bros Tangerang mengatakan, aritmia adalah gangguan detak atau irama jantung.

Baca Juga: Dalam Seminggu, Berapa Kali Idealnya Sperma Harus Dikeluarkan?

Gejalanya dapat dirasakan ketika jantung berdetak lebih cepat dari normal (takikardia) atau ketika jantung berdetak lebih lambat dari normal (bradikardia).

Jantung yang berdenyut lebih lambat tentu akan mengganggu peredaran darah ke otak sehingga penderitanya sewaktu-waktu dapat pingsan tiba-tiba.

Baca Juga: 3 Minggu Dibuka Kembali Sebagai Masjid, Hagia Sophia Langsung Jadi Klaster Baru Covid-19

Sebaliknya, jika jantung berdenyut terlalu cepat dalam jangka waktu yang lama, maka dapat menimbulkan gejala berdebar, sesak napas maupun nyeri dada.

Dalam jangka panjang akan mengakibatkan gagal jantung kongestif menetap yang tentunya akan sangat merugikan kesehatan pasien. Gagal jantung kongestif adalah kondisi di mana jantung tidak memompa darah yang cukup ke organ tubuh dan jaringan lain.

Baca Juga: Studi: Kecil Kemungkinan Ibu Menularkan Covid-19 Pada Bayi Baru Lahir

“Aritmia disebabkan oleh gangguan impuls jantung maupun gangguan penghantaran listrik jantung. Hal ini dapat terjadi bila sel saraf khusus  yang bertugas menghasilkan dan menghantarkan listrik tidak bekerja dengan baik. Aritmia ini juga dapat terjadi bila bagian lain dari jantung menghasilkan sinyal listrik yang abnormal.

“Denyut jantung berdetak cepat disebut takiaritmia, sebaliknya denyut jantung yang melambat dikenal sebagai bradiaritma.

Bila aritmia tidak tertangani dengan baik dapat menyebabkan kerusakan otak secara permanen hingga kematian mendadak,” jelas dokter Agung seperti dikutip dari laman Awal Bros.

Baca Juga: Baru Uji Klinis Tahap 3, Erick Thohir Sebut Negara Lain Kaget Lihat Indonesia Uji Vaksin Covid-19, Padahal Tahap Pengujian Vaksin Masih Panjang

Ia mengatakan bahwa aritmia dapat dipicu oleh stres, kelelahan, maupun gangguan  jantung lain. Misalnya serangan jantung maupun kelainan katup jantung.

Mungkin hal itu pula yang dialami Irene Justine ini pada Mei 2016 lalu.

Ibu satu anak ini meninggal mendadak dan lebih mengejutkannya lagi, ia meninggal setelah 'ambruk' saat melakukan syuting acara game live di televisi RCTI, Jumat (26/5/2016)

 

Kala itu, Irene Justine baru berusia 22 tahun.

Baca Juga: Faktanya Belum Terbukti Ampuh, Miliyaran Calon Vaksin Covid-19 Sudah di Pesan Seluruh Dunia, Termasuk Indonesia

 

Mengenai eninggalnya Pesinetron "Ganteng Ganteng Serigala", Corporate Secretary RCTI, Tony, melansir Sriwijaya Post, menjelaskan kronologi meninggalnya Irena saat sedang menjalani syuting.

Saat itu, sekitar pukul 17.55 WIB, mendiang tiba-tiba terjatuh.

 

Sebelum menghembuskan napas terakhir, Irena sempat meminta maaf kepada keluarga atas kesalahannya selama ini.

Baca Juga: Tolak Mentah-mentah Tes Covid-19, Jerinx Jalani Rapid Test hingga Cuci Tangan Sebelum Ditahan

"Di rumah sakit dia bilang, 'maafin ya'. Karena mungkin dia ngerasa sudah nggak bisa dipertahankan lagi," ujar perwakilan rumah produksi SinemaArt, Diffa, ketika dihubungi Tribunnews.com melalui sambungan telepon, Jumat (27/5/2016) lalu.

Saat jatuh pingsan dan langsung dilarikan ke RS Siloam, Kebon Jeruk, Irena dibawa ke ruang emergency dan sempat dipasangkan alat bantu pemacu jantung.

"Kemudian petugas medisnya datang, dan tanya kepada ibunya Irena, 'Bu, saya lepas ya?'. Terus saya juga tanya, 'ikhlas Tante?', 'Iya saya ikhlas,' kata ibunya Irena. Akhirnya dilepas alat-alatnya."

 

Irena sendiri lahir di Bandung, 15 Juni 1993 dan memulai kariernya di dunia akting dengan membintangi sinetron "Cinta Fitri 2".

Baca Juga: Dipertanyakan Relawan, MUI dan Bio Farma Akan Rumuskan Kehalalan Vaksin Produksi China - Indonesia

Nama Irena mulai naik saat dirinya main di sinetron "Tukang Bubur Naik Haji", "Centini", "Sakinah Bersamamu", dan masih banyak lagi.

Irena juga sempat membintangi film 'Kutukan Suster Ngesot' (2009), 'Bukan Pocong Biasa' (2011) dan 'Sule, Ay Need You' (2012).(*)

 #berantastunting

#HadapiCorona