Find Us On Social Media :

Zebra Technologies; Butuh Teknologi Terintegrasi Untuk Tangani Bencana Pandemi

Ilustrasi - teknologi terintegrasi untuk penanganan bencana seperti Covid-19.

GridHEALTH.id - Hampir semua negara di dunia kini dibuat tak berdaya dengan mewabahanya virus corona (Covid-19).

Kondisi ini mengingatkan kembali bahwa bencana bisa terjadi kapan dan dimana saja tanpa bisa diprediksi sebelumnya.

Pandemi virus corona tentu bukan satu-satunya bencana luar biasa yang bisa terjadi saat ini, masalah kesehatan lainnya pun tentu bisa saja muncul.

Menanggapi masalah tersebut, James Woo selaku APAC Healthcare Practice Lead untuk Zebra mengingatkan bahwa penggunaan teknologi saat ini penting bagi keberlangsungan hidup manusia, termasuk dari sisi kesehatan. 

Penggunaan teknologi adalah multiplier pertama yang membuat penanganan medis menjadi lebih efisien dan lebih baik.

Teknologi bisa mempermudah komunikasi antara dokter maupun antara dokter dan perawat tanpa harus berpindah tempat.

Baca Juga: Luhut Panjaitan Ngaku Pemerintah Ingin Izinkan Dokter Asing Boleh Praktik di Indonesia, Tompi: ' Yang Diimport Alatnya Saja'

Baca Juga: Usai Rusia Klaim Miliki Vaksin Covid-19 Pertama di Dunia, WHO: 'Nasionalisme Vaksin Tidak Baik'

Dijelaskan Woo, Covid-19 dan berbagai bencana alam memaksa kita mengadopsi teknologi dengan lebih cepat, terutama teknologi seperti telemedicine alias pemakaian telekomunikasi untuk memberikan informasi dan pelayanan medis jarak-jauh.

Ketika bencana terjadi seperti pandemi ini, tentunya akan banyak pasien yang datang bahkan jumlahnya bisa berkali-kali lipat dari biasanya.

Imbasnya rumah sakit akan kekurangan peralatan kesehatan seperti peralatan ICU, ventilator dan yang lainnya.

Baca Juga: Ingin Majukan Kearifan Lokal, Luhut Pandjaitan Sebut Arak Bali Sebagai Obat Covid-19: 'Saya Dukung'

"Padahal ada banyak pasien yang mesti ditenangkan, diselamatkan, tapi medical supply kurang karena memang jumlahnya tak cukup. Kalau inventory alat-alat dan medical supply tak dikelola dengan baik, bisa membahayakan nyawa pasien. Pada masa pandemik ini keterbatasan suplai telah mengguncang seluruh dunia sehingga ada negara yang harus memproduksinya di negara lain," papar Woo.

Di saat pandemi juga, rumah sakit bisa kekurangan tenaga medis karena jumlah pasien yang melonjak drastis.

Sehingga dengan teknologi sebagai force multiplier, kita bisa membantu para perawat, dokter, dan para garda terakhir dalam melawan Covid-19 ini untuk mengelola arus/aliran pasien.

Baca Juga: Maksimal Tangkal Covid-19, Mendagri Imbau Cuci Tangan Sebelum Wudhu

"Di sinilah teknologi Zebra Technologies berperan. Zebra memiliki Barcode scanners, Thermal dan mobile printers, Wristbands, Clinical smartphones dengan built-in barcode scanners, dan Real Time Location System (RTLS) atau solusi sejenis seperti RFID, BLE, dan sebagainya," ungkap Woo.

Woo mengingatkan, industri kesehatan saat ini perlu mulai berinvestasi dalam solusi teknologi yang memungkinkan mereka mendigitalisasi alur kerja, menyesuaikan proses, menerapkan kebijakan baru, meningkatkan aksesibilitas data, dan dengan cepat meningkatkan atau menurunkan skala operasi sesuai kebutuhan.

Sebab teknologi dapat membantu untuk mengidentifikasi pasien melalui wristband yang berfungsi sebagai landasan penting untuk keselamatan pasien selama tinggal di rumah sakit.

Baca Juga: Masuki Adaptasi Kebiasaan Baru, Jumlah Zona Hijau di Indonesia Justru Makin Berkurang

Teknologi juga menciptakan kolaborasi dengan mobile device yang cerdas berkemampuan komunikasi suara, teks, dan email untuk memfasilitasi pendekatan kolaboratif multi-disiplin untuk pengobatan kasus-kasus rumit serta pasien yang menua, menghasilkan perawatan yang lebih baik bagi pasien selama situasi darurat.

Kemampuan seperti itu terbukti sangat berharga dalam situasi hidup atau mati atau dalam fasilitas yang penuh sesak.

Lalu teknologi akan membantu manajemen inventaris untuk identifikasi dan pelaporan kekurangan pasokan secara otomatis.

"Teknologi dapat mengendalikan infeksi, dengan mendigitalisasi alur kerja. Lalu terakhir, teknologi dapat memberdayakan dokter, perawat, staf lini depan, untuk menangani lebih banyak pasien," katanya lagi.

Baca Juga: Jenazah Korban Covid-19 Terus Berdatangan, Petugas Makam Mulai Kelelahan, 'Kami Juga Belum Terima Insentif'

Di Asia Pasifik, ujar Woo, kebanyakan memiliki concern soal anggaran. Tapi sangat penting untuk diketahui bahwa untuk urusan kesehatan jangan terlalu banyak pertimbangan mengenai uang.

"Bagi rumah sakit di Indonesia baik swasta maupun pemerintah, perlu menyediakan wristband dan wristband printer, sebab wristband ini akan membentuk fondasi dari upaya mengutamakan keselamatan pasien. Wristband akan memberikan kepastian mengenai perawatan yang tepat, operasi, administrasi perawatan, memastikan orang yang tepat, pasien yang tepat," tandasnya.

Di Indonesia, ungkap dia, dengan 44% populasi ada di daerah terpencil, maka telemedicine bisa menjadi solusi minimnya akses ke teknologi dan ketersediaan tenaga dokter. Alasan mengapa sedikit klinik yang tersedia di daerah terpencil karena butuh dokter yang hadir di sana.Penanganan Bencana.

Baca Juga: Mangkir Panggilan Polisi, Hadi Pranoto Malah Jalani Rawat Inap, Sakit Apa?

"Tapi dengan telemedicine, dokter yang berada 1000 km jauhnya bisa hadir secara virtual dan memberikan pelayanan medis.

Pemerintah Indonesia mesti mendukung inisiatif telemedicine. Dengan keterlibatan pemerintah, berbagai pihak akan mendukung, seperti asuransi, rumah sakit, dan para dokter," katanya lagi.

Zebra sendiri sudah hadir di 100 negara dan punya lebih dari 10.000 mitra untuk menghantarkan berbagai solusi yang dirancang untuk berbagai kebutuhan pelanggan, membantu mereka meraih efisiensi dan penghematan.(*)

Baca Juga: Tanda Baik Wabah Covid-19 di Indonesia, Pakar Epidemiologi Unair Tunjukan Cluenya

 #berantasstunting

#hadapicorona