“Pornografi di internet, secara khusus, terbukti menjadi stimulus supernormal dari sirkuit ini—karena seseorang bisa terus menerus memilih tema dan gambar yang membangkitkan gairah seksualnya,” lanjutnya.
Akibatnya, menonton terlalu banyak pornografi bisa membuat seseorang makin kebal dari rangsangan, sama seperti narkotika, dan membutuhkan dosis yang lebih besar.
Karena apa yang dilihat seringkali sesuatu yang dianggap ideal dan tidak disadari bahwa itu rekaan, maka penikmat pornografi cenderung tidak menanggapi aktivitas seksual nyata yang berbeda dengan bayangannya.
Baca Juga: Warning! Efek Jangka Panjang Covid-19 Bisa Sebabkan Cacat Seumur Hidup
Mereka justru semakin bergantung pada pornografi untuk mendapatkan gairah. Christman menambahkan, "kekebalan" ini bisa menjelaskan mengapa terjadi disfungsi seksual pada pecandu pornografi.
"Pornografi memunculkan gambaran yang tidak realistis soal seks kepada pria muda , membuat mereka tidak bergairah saat menghadapi kenyataan yang berbeda dengan apa yang ditontonnya," ujar Christman.(*)
Baca Juga: Dihantam Badai Pandemi Covid-19 Negara Tetangga Indonesia Satu Ini Diambang Kebangkrutan
#berantasstunting #hadapicorona