GridHEALTH.id - Tak bisa dipungkiri, semakin berkembangnya teknologi akses untuk mencari konten pornografi pun semakin mudah.
Hal ini perlu diwaspadai sebab konten pornog nyatanya bisa membuat seseorang kecanduan. Dimana salah satu gejala kecanduan konten porno ini bisa ditandai dengan intensitas atau seringnya seseorang mengakses situs porno.
Melansir dari Mayo Clinic, perilaku seks kompulsif secara umum dipertimbangkan sebagai suatu kelainan yang dialami seseorang dalam mengendalikan impuls atau dorongan seks.
Akibat kelainan ini, seseorang tak mampu menolak godaan atau dorongan melakukan suatu tindakan yang merugikan diri sendiri atau pun orang lain yang berkaitan dengan seks.
Pada kelainan ini, perilaku seks normal yang seharusnya menyenangkan dapat berubah menjadi kebiasaan yang ekstrem.
Untuk itu, jika seseorang sering kali mengakses situs porno ada baiknya mulai berhati-hati, utamanya bagi pria.
Pasalnya pria yang kecanduan pornografi ternyata bisa jadi tidak lagi tertarik untuk berhubungan seksual secara normal, karena yang ia bayangkan berbeda dengan kenyataan.
Dalam sebuah studi baru-baru ini, para ilmuwan menemukan bahwa pria yang sangat suka pornografi bisa mendapati diri mereka terperangkap dalam ilusi semu.
Mereka tidak lagi tertarik melakukan hubungan seksual dengan orang lain saat mereka memiliki kesempatan.
Baca Juga: Sperma Encer Pasangan Jadi Sulit Hamil? Ternyata Tidak Ada Hubungannya
Orang yang kecanduan pornografi cenderung tidak puas dengan hubungan seksual, menurut temuan survei terbaru.
Dalam riset tersebut, para peneliti mensurvei 312 pria berusia 20 sampai 40 tahun, yang mendatangi klinik urologi San Diego untuk pengobatan.
Memang hanya 3,4% pria yang mengatakan mereka memilih masturbasi dengan pornografi daripada hubungan seksual.
Baca Juga: Makan Malam Lebih Awal Bantu Bakar Lemak dan Turunkan Gula Darah
Namun hal itu menunjukkan adanya hubungan statistik antara kecanduan pornografi dan disfungsi seksual, kata pemimpin peneliti Dr. Matthew Christman dari Naval Medical Center di San Diego.
"Tingkat penyebab alami disfungsi ereksi pada kelompok usia ini sangat rendah. Sehingga bila terjadi peningkatan disfungsi ereksi dari waktu ke waktu pada kelompok ini, perlu dijelaskan," kata Christman.
"Kami percaya bahwa kecanduan pornografi bisa jadi salah satu bagian dari teka-teki itu. Meski demikian, data kami tidak menunjukkan bahwa itu adalah satu-satunya penjelasan."
Peneliti mengatakan, masalahnya bisa jadi berakar pada kecanduan. "Perilaku seksual mengaktifkan sirkuit yang sama di otak seperti saat orang mengkonsumsi narkoba, misalnya kokain dan methamphetamines, "kata Christman.
Baca Juga: Polisi Gerebek Klinik Aborsi di Jakarta, Sudah Lakukan Ribuan Kali
“Pornografi di internet, secara khusus, terbukti menjadi stimulus supernormal dari sirkuit ini—karena seseorang bisa terus menerus memilih tema dan gambar yang membangkitkan gairah seksualnya,” lanjutnya.
Akibatnya, menonton terlalu banyak pornografi bisa membuat seseorang makin kebal dari rangsangan, sama seperti narkotika, dan membutuhkan dosis yang lebih besar.
Karena apa yang dilihat seringkali sesuatu yang dianggap ideal dan tidak disadari bahwa itu rekaan, maka penikmat pornografi cenderung tidak menanggapi aktivitas seksual nyata yang berbeda dengan bayangannya.
Baca Juga: Warning! Efek Jangka Panjang Covid-19 Bisa Sebabkan Cacat Seumur Hidup
Mereka justru semakin bergantung pada pornografi untuk mendapatkan gairah. Christman menambahkan, "kekebalan" ini bisa menjelaskan mengapa terjadi disfungsi seksual pada pecandu pornografi.
"Pornografi memunculkan gambaran yang tidak realistis soal seks kepada pria muda , membuat mereka tidak bergairah saat menghadapi kenyataan yang berbeda dengan apa yang ditontonnya," ujar Christman.(*)
Baca Juga: Dihantam Badai Pandemi Covid-19 Negara Tetangga Indonesia Satu Ini Diambang Kebangkrutan
#berantasstunting #hadapicorona