Mengutip Nakita.id (30 Agustus 2020) dari New York Times (NYT), Kamis (27/8/2020), di dunia ini setidaknya ada 88 kandidat vaksin yang sedang menjalani masa uji praklinis aktif di laboratorium.
67 calon vasin Covid-19 diantaranya telah dijadwalkan memulai uji klinis sebelum akhir 2021.
Tapi ingat, perlu waktu berbulan-bulan untuk melihat apakah vaksin-vaksin tersebut aman dan betul-betul efektif.
Baca Juga: Parno saat Mengeluarkan Dahak? Beginilah Ciri-ciri Lendir Corona Penyebab Covid-19
Mengutip Kompas.com dari nakita.id (30 Agustus 2020), Direktur Center for Vaccines and Immunology di University of Georgia Ted Ross mengimbau kita untuk tidak terlalu berharap pada vaksin yang saat ini masih diteliti.
Pernyataan tersebut tentu bertolak belakang dengan apa yang disampaikan Jokowi yang memberikan harapan baru pada rakyatnya di tengah pagebluk Covid-19 yang saat ini melanda.
"Vaksin pertama mungkin bukan yang paling efektif,” kata dia yang juga sedang mengerjakan vaksin eksperimental dengan target bisa masuk uji klinis pada 2021.
Patut diketahui, dari vaksin yang ada, prinsipnya kurang lebih sama.
Vaksin-vaksin itu mengirimkan protein yang menutupi virus corona (yang disebut spike).
Vakin mendorong sistem kekebalan untuk membuat antibodi, agar bisa melawan virus corona.
Tetapi beberapa peneliti khawatir bahwa masyarakat mungkin menaruh terlalu banyak harapan pada strategi yang belum terbukti berhasil itu.