Find Us On Social Media :

Sudah Mulai Bekerja Normal? Dokter Sarankan Agar WFO Terhindar dari Virus Corona: 'Tidak Melepas Masker 1 Detik Pun'

Dokter sarankan penggunaan masker pada pekerja di ruangan tertutup dan ber-AC

GridHEALTH.id - Sebagian kantor di kota-kota besar memang telah menerapkan sistem kerja kombinasi work from home (WFH) dan work from office (WFO) di tengah pandemi Covid-19 ini.

Bahkan, beberapa kantor sudah tercatat melakukan kegiatan perkantoran normal seperti biasanya.

Baca Juga: Upadate Covid-19; Protokol Baru Penggunaan Masker Dirilis WHO, Berlaku Selama Pandemi Covid-19

Namun tahukah, rupanya ruangan tertutup dan ber-AC lebih memungkinkan membuat virus corona (SARS-CoV-2) berkembeng biak semakin ganas.

Sebelumnya, telah mengakui bukti bahwa virus juga dapat ditularkan oleh tetesan yang lebih kecil atau aerosol melalui udara.

Baca Juga: RS Mulai Kekurangan Tempat Tidur, Kemenkes Bantah Rumah Sakit Covid-19 Sudah Penuh: 'Kapasitas Dianggap Cukup'

Untuk itu, seorang dokter spesialis penyakit dalam, dr. Dirga Sakti Rambe, M.Sc, Sp.PD memberi cara agar bekerja di kantor atau work from office (WFO) terhindar dari Covid-19.

Sakti menyebutkan cara ini wajib dilakukan apabila terpaksa harus berada di ruang ber-AC selama lebih dari 2 jam.

"Tidak melepas masker 1 detik pun," tulisnya di akun Twitter pribadinya.

Selain itu, Sakti juga menyarankan untuk makan di ruang terbuka.

Baca Juga: Jaga Kualitas Asupan Bayi, Ini 3 Ciri-ciri ASI Perah Sudah Basi

"Makan di dalam ruang kantor sangat tidak dianjurkan. Apalagi kalau ventilasi jelek. Saat makan, kita pasti lepas masker."

"Saya kalau makan cari tempat outdoor atau di dalam kendaraan sendiri," bebernya.

Diketahui, sirkulasi udara dalam ruang tertutup dan ber-AC memang tidak bagus, bahkan WHO menyarankan agar melakukan protokol kesehatan tambahan, yaitu V-D-J.

Adapun protokol kesehatan V-D-J, adalah:

Ventilasi

Baca Juga: Warga Bogor Bandel, Wakil Wali Kota Bogor Murka, PKL Tak Pakai Masker Berkerumun Saat Jam Malam

Dijelaskan bahwa risiko penularan Covid-19 akan lebih rendah jika ada aliran udara segar hingga terjadi dispersi virus.

Berbeda jika di dalam ruangan tertutup dimana udara akan kembali resirkulasi.

"Ventilasi mengurangi risiko, karena laporan ilmiah menyatakan udara di ruangan tertutup dan ber-AC mempertinggi risiko penyebaran virus corona penyebab Covid-19," kata Tonang Dwi Ardyanto, dosen Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, dikutip dari Kompas.com.

Durasi

Baca Juga: Jadi Negara dengan Kasus Covid-19 Terbanyak di Asia, Mantan Presiden India Dikabarkan Meninggal usai Terpapar Virus Corona

Apabila ada orang yang sudah terinfeksi Covid-19, maka virus akan bisa keluar dari mulut dan hidung saat bernapas, berbicara, bersin, atau batuk.

Risiko penularan akan tinggi seiring lama durasi interaksi dengan orang yang belum terinfeksi.

"Untuk soal durasi, memang pembicaraan termasuk yang berpotensi menularkan, maka diwajibkan menggunakan masker. Maka sebenarnya, kita harus kampanyekan bahwa ketika berbicara di publik, terutama dengan microphone, harus tetap mengenakan masker secara benar," kata Tonang.

Tonang menjelaskan bahwa saat berbicara, tetap ada droplet yang terlontar, meskipun tidak terlihat oleh mata. Menurutnya hal tersebut bersifat alamiah.

"Justru yang tidak kasat mata itu yang ukuran kecil, lebih berisiko. Harus mengenakan masker. Anjurannya, kalau masker kain, sebaiknya dilapis minimal 2 serta hidung dan mulut harus tertutup," kata Tonang.

Jarak

Baca Juga: Tenaga Medis di Semarang Alami Infeksi Ulang Virus Corona: 'Gejalanya Lebih Berat Dibanding Infeksi Pertama, Saturasi Oksigen Turun'

Menjaga jarak aman sejauh 2 meter, tidak berkumpul dalam kelompok, dan jauhi tempat ramai atau physical distancing sangatlah penting untuk memperlambat penyebaran virus.

"Jarak, disepakati minimal 1 meter, bila bisa 2 meter lebih baik lagi," kata Tonang.

Ketiga hal tersebut, yaitu ventilasi, durasi, dan jarak memiliki keterikatan kuat antara satu dengan lainnya.

Apabila dapat menjaga ketiga hal tersebut, maka bisa mengurangi risiko penularan di ruang tertutup.

Terlepas dari itu, adanya penggunaan pelindung wajah atau face shiled yang dinilai dapat menghindari paparan virus corona rupanya dinilai tidak bermanfaat.

Dokter Spesialis Paru dr Erlang Samoedro menilai masker tetap diperlukan meskipun face shield digunakan.

Baca Juga: Studi : Masyarakat Taat Protokol Kesehatan Covid-19 Saat di Rumah, Tapi Acuh Bila di Ruang Publik

Menurutnya, saat memakai pelindung wajah memang udara yang masuk hanya berasal dari bagian belakang sehingga lebih bersih dibandingkan apabila udara langsung.

Jadi walau pun sudha bekerja normal kembali, kunci utama dari pencegahan penularan virus corona sendiri yaitu penggunaan masker yang wajib diganti selama 4 jam sekali. (*)

Baca Juga: Ternyata Hanya 130 Juta Orang yang Akan Mendapatkan Vaksin Covid-19 Dari Sinovac di Indonesia

#hadapicorona