GridHealth.ID - Di tengah pergantian musim hujan ke musim kemarau ini, sering kali membuat banyak orang merasa kepanasan, sampai-sampai butuh minum yang banyak dan selalu merasa ingin berada di ruangan dengan penyejuk udara, seperti AC.
Meski terasa dingin dan nyaman, tak dipungkiri, kualitas udara di dalam ruangan AC nyatanya buruk atau tidak baik untuk kesehatan.
Baca Juga: Tawarkan Udara Sejuk, AC Dinilai Sebagai Tempat Berkembang Biak Virus Corona
Tak hanya itu, tinggal di dalam ruangan AC untuk waktu yang lama dapat memiliki beberapa efek samping seperti alergi, infeksi, dan mata kering.
Mengerikan lagi, disaat pandemi seperti sekarang, virus corona diduga paling suka diudara berAC.
Virus corona disinyalir bisa berkembang biak di suhu dingin dan keadaan lembap.
Dalam sebuah pesan berantai yang diterima GridHEALTH.id, seorang akademisi Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D membagikan sebuah jurnal yanh dia temukan tentang AC dan virus corona.
"Saya ingin men-share suatu paper yang saya temukan. Meskipun belum peer-reviewed, isinya sangat menarik. Paper tersebut mengatakan bahwa berdasarkan penelitian di China dan pengamatan di seluruh dunia, high temperature and high relative humidity reduce the transmission of COVID-19," tuturnya.
Baca Juga: Jadi Zona Merah Corona, Warga Justru Bandel Masih Padati Pasar di Jakarta Barat
Source | : | CDC,timesofindia.indiatimes.com,doctor.ndtv.com,NHS,aoa.org |
Penulis | : | Levi Larassaty |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar