Find Us On Social Media :

Demi Jaga Kesuburan, Anak Laki-laki Jangan Sering Minum Susu Kedelai

Ahli sarankan anak laki-laki agar tidak terlalu banyak konsumsi Susu kedelai.

GridHEALTH.id - Susu kedelai dikenal sebagai minuman yang mengandung protein yang tinggi.

Protein sendiri dibutuhkan tubuh untuk pertumbuhan dan memelihara jaringan tubuh, termasuk organ dan otot.

Bahkan saking tingginya, susu kedelai dapat menjadi alternatif bagi mereka yang memiliki masalah intoleran laktosa.

Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) susu kedelai juga mengandung asam lemak omega-3 yang membantu menurunkan kadar lipid dalam tubuh juga kaya vitamin B-6 dan mengandung magnesium, phosphorus, riboflavin, serta thiamin.

Salah satu manfaat dari konsumsi susu ini adalah memenuhi kebutuhan serat dan menyehatkan organ pencernaan.

Probiotik seperti oligosakarida yang terdapat dalam kedelai juga bisa menghilangkan sembelit dan melancarkan buang air besar.

Meski demikian, rupanya anak laki-laki disarankan untuk tidak mengonsumsi susu kedelai terlalu banyak.

Baca Juga: Minta Masyarakat Merasa Aman, Jokowi: Kasus Positif Covid-19 di Indonesia Masih Relatif Terkendali

Baca Juga: Turunkan Risiko Penyakit Jantung, Anak-anak Obesitas Wajib Berjemur di Pagi Hari

Hal ini dikarenakan kedelai mengandung zat yang di dalam tubuh bekerja mirip dengan estrogen sehingga dikhawatirkan akan menurunkan kadar testosteron pada laki-laki.

Itu sebabnya anak laki-laki sebaiknya membatasi konsumsi produk kedelai.

Menurut Nugroho Setiawan, dokter spesialis andrologi, testosteron sangat diperlukan oleh anak laki-laki yang sedang dalam masa pertumbuhan.

Baca Juga: Umi Pipik Istri Almarhum Uje Karena Teledor Ketahuan Derita Tumor, Mengaku Tulang Ekor Patah

"Hormon testosteron penting untuk perkembangan genetalianya. Misalnya untuk pembesaran testis dan penisnya. Kalau anak laki-laki testosteronnya rendah, hampir pasti ia akan mengalami mikropenis dan skrotumnya tinggi sehingga kesuburannya terganggu," katanya.

Selain konsumsi kedelai yang berlebihan, kegemukan pada anak laki-laki juga berpengaruh pada kadar testosteronnya. "Testosteronnya akan rendah dibanding yang seharusnya, konsekuensinya pertumbuhan genetalianya terhambat," papar dokter dari RS Fatmawati Jakarta ini.

Baca Juga: Sudah Mulai Bekerja Normal? Dokter Sarankan Agar WFO Terhindar dari Virus Corona: 'Tidak Melepas Masker 1 Detik Pun'

Ia mengatakan, ada beberapa ciri anak yang memiliki kadar testosteron rendah, misalnya skrotumnya tinggi dan tidak berwarna kehitaman atau penisnya sangat kecil.

"Biasanya orangtua justru senang kalau warna kulit testis anaknya bersih dan mulus seperti warna kulit perut, padahal itu yang salah. Justru yang sehat itu yang hitam dan menggantung," kata Nugroho.

Baca Juga: Jaga Kualitas Asupan Bayi, Ini 3 Ciri-ciri ASI Perah Sudah Basi

Untuk memastikan kadar testosteron memang diperlukan pemeriksaan darah. Jika kadar testosteron anak memang rendah, diperlukan terapi sulih hormon sebelum anak masuk usia pubertas.

"Kalau tidak diatasi sebelum pubertas, sudah terlambat dan pasti tidak bisa diobati. Yang terganggu kesuburannya karena testisnya kurang baik sehingga tidak bisa menghamili," katanya.(*)

 Baca Juga: Tenaga Medis di Semarang Alami Infeksi Ulang Virus Corona: 'Gejalanya Lebih Berat Dibanding Infeksi Pertama, Saturasi Oksigen Turun'

 #berantasstunting #hadapicorona