GridHEALTH.id - Belakangan ini, santer berembus kabar bahwa beberapa rumah sakit rujukan Covid-19 di DKI Jakarta telah mencapai batas maksimum.
Bahkan, banyak rumah sakit di Jakarta yang dipenuhi oleh pasien Covid-19.
Kendati demikian, baru-baru ini, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan bahwa semua pasien Covid-19 tidak boleh melakukan isolasi mandiri di rumah.
"Selama ini yang dianjurkan untuk melakukan isolasi di fasilitas milik pemerintah adalah mereka yang tinggal di pemukiman padat."
"Ke depan semua akan diisolasi di fasilitas milik pemerintah dengan begitu kita akan bisa insya Allah memutus mata rantai secara lebih efektif," ucap Anies dalam rekaman yang diterima, dikutip dari Kompas.com, Selasa (1/9/2020).
Menurutnya, tidak semua orang bisa melakukan isolasi mandiri dengan baik di rumah.
"Karena tidak semua dari mereka yang terpapar tanpa gejala bisa melakukan isolasi dengan baik di rumah masing-masing. Kalau pun mereka memiliki tempat tinggal yang cukup luas tapi belum kedisiplinan dan pengetahuan tentang protokol kesehatan dimiliki," kata Anies.
Kendati demikian, regulasi baru Anies Baswedan ini seakan ditampik oleh pemerintah.
Melalui Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyatakan kini angka keterpakaian tempat tidur di rumah sakit sudah semakin menipis.
Wiku Adisasmito menyatakan jika angka keterpakaian tempat tidur di ruang isolasi 69% dan ICU sebesar 77%.
"Kondisi ini memang kondisi tidak ideal," tutur Wiku dalam konferensi pers di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (31/8/2020).
Wiku menyarankan agar hanya pasien positif Covid-19 yang bergejala berat yang perlu dirawat di rumah sakit.
"Kalau positif Covid-19 namun tidak bergejala, maka tidak harus masuk rumah sakit. Kalau itu dimasukkan ke rumah sakit, ya penuh rumah sakitnya," kata Wiku.
Diketahui, DKI memiliki 67 rumah sakit rujukan Covid-19 dan 170 rumah sakit yang menangani pasien virus corona.
Wiku mengatakan, dengan adanya data tersebut, pemerintah berupaya untuk menekan angka keterpakaian tempat tidur di rumah sakit khusus pasien Covid-19. Ditargetkan, angka itu bisa turun hingga di bawah 60%.
"Sehingga beban untuk tenaga kesehatan di rumah sakit-rumah sakit tersebut bisa berkurang," ucap Wiku. (*)
Baca Juga: Fakta China Punya 3 Vaksin untuk Kondisi Darurat, Pantas Sukses Hadapi Corona
#hadapicorona