Find Us On Social Media :

8 Pernyataan Kontroversial Pejabat Indonesia Tentang Covid-19, Mulai Jokowi Hingga Para Menterinya

Rangkuman sejumlah pernyataan kontroversial pejabat Indonesia perihal pandemi Covid-19 dalam 6 bulan terakhir.

GridHEALTH.id - Tidak terasa hari ini 2 September 2020, tepat enam bulannya pandemi virus corona (Covid-19) melanda Indonesia.

Sayang sejak diumumkannya kasus pertama pada 2 Maret 2020 lalu, belum terlihat tanda-tanda krisis virus corona akan berakhir.

Jumlah pasien positif Covid-19 pun justru terus bertambah hingga sudah menembus angka lebih dari 100.000 kasus.

Tak heran, belakangan ini banyak masyarakat yang beranggapan bahwa pemerintah sangat lamban dalam menangani pandemi ini.

Terlebih dalam perjalanannya, berbagai pernyataan kontroversial pun sempat dilontarkan pemerintah terkait pandemi Covid-19 ini.

Mulai Presiden Joko Widodo hingga para menterinya, seperti Terawan Agus Putranto hingga Mahfud MD.

Baca Juga: Banyak Cerita Kandidat Vaksin Gagal, Ahli Virus UGM ; 'Vaksin Covid-19 Bukan Satu-satunya Cara Menghentikan Pandemi'

Baca Juga: Tak Perlu Cat Rambut, 4 Bahan Alami Ini Ampuh Hilangkan Uban dalam Sekejap dan Kembalikan Warna Rambut

Dirangkum oleh Kompas.com, berikut sejumlah pernyataan kontroversial dari para pejabat Indonesia terkait pandemi Covid-19;

1. Tak perlu dipertanyakan

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto pernah menyampaikan pernyataan kontroversial.

Saat itu, ia heran dengan wartawan yang terus-terusan mempertanyakan keberadaan virus corona di Indonesia yang tak kunjung terdeteksi.

Menurut dia, hal itu semestinya disyukuri, bukan terus dipertanyakan.

"Kita semua waspada tinggi, melakukan hal-hal yang paling level kewaspadaannya paling tinggi, dan peralatan yang dipakai juga peralatan internasional," kata Terawan di Kantor TNP2K, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (11/02/2020).

"Kalau tidak (ada temuan virus corona) ya justru disyukuri, bukan dipertanyakan. Itu yang saya tak habis mengerti, kita justru harus bersyukur Yang Maha Kuasa masih memberkahi kita," kata dia.

Baca Juga: Keranjingan Sepeda Senilai Rp 60 Juta, Luna Maya Alami Patah Tulang Metatarsal

2. Karena doa

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto pada 17 Februari 2020 menyatakan doa menjadi penyebab virus corona tak masuk ke Indonesia.

Pernyataan ini dilontarkan Terawan saat kasus pertama belum diumumkan.

Mulanya seorang wartawan bertanya kepada Terawan apakah belum ditemukannya virus corona yang menginfeksi masyarakat Indonesia benar terjadi karena doa sebagaimana yang disampaikan Terawan sebelumnya.

Terawan lalu menjawab, pemerintah senantiasa bekerja keras dan berdoa serta mengandalkan Tuhan Yang Maha Kuasa untuk mencegah masnya virus tersebut.

"Kita ini negara yang berketuhanan Yang Maha Esa, apa pun agamanya selama kita berpegang teguh pada Pancasila, doa itu menjadi hal yang harus utama. Maka namanya ora et labora (berdoa dan berusaha)," ujar Terawan di Gedung Kantor Staf Presiden, Jakarta, Senin (17/2/2020).

"Saya kira itu tetap ada bekerja sambil berdoa. Dan itu sebuah hal yang sangat mulia. Negara lain boleh protes biarin aja. Ini hak negara kita bahwa kita mengandalkan Yang Maha kuasa," kata dia.

Baca Juga: Saat Pandemi, Warga Bantaran Sungai Cisadane Dipusingkan Dengan Menumpuknya Limbah Medis

3. Rp 72 miliar untuk influencer

Pemerintah menganggarkan Rp 72 miliar untuk membayar jasa influencer dan promosi media demi menggenjot pariwisata Indonesia yang lesu karena terdampak penyebaran virus corona.

Anggaran sebesar itu menjadi bagian dari total insentif sebesar Rp 298,5 miliar yang dikeluarkan pemerintah untuk menarik minat wisatawan mancanegara.

"Insentif untuk wisatawan mancanegara ini pemerintah memberikan alokasi tambahan sebesar Rp 298,5 miliar," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (25/2/2020).

"Terdiri dari alokasi untuk airlines dan (travel) agent diberikan diskon khusus ataupun semacam insentif totalnya Rp 98,5 miliar.

Kemudian ada untuk anggaran promosi Rp 103 miliar dan juga untuk kegiatan turisme sebesar Rp 25 miliar dan (media relation) dan influencer sebanyak Rp 72 miliar," ucap Airlangga.

Pernyataan ini mendapat respons negatif dari masyarakat lantaran menunjukkan pemerintah tidak menunjukkam keseriusannya mencegah virus corona masuk ke Indonesia.

Padahal, negara lain menutup akses masuk warga negara asing untuk mencegah penularan Covid-19.

Baca Juga: Serangan Tomcat Muncul Kembali, Begini Cara Penanganan usai Disengat Serangga Bernama Semut Semai

4. Tak perlu dibikin heboh

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto sebelumnya mengaku heran dengan hebohnya respons publik usai adanya dua warga Depok yang positif terinfeksi virus Corona.

Terawan mengatakan, publik mestinya tidak perlu khawatir karena penyakit flu yang biasa menjangkiti warga Indonesia justru mempunyai angka kematian lebih tinggi daripada virus corona.

"Padahal kita punya flu yang biasa terjadi pada kita, batuk pilek itu angka kematiannya lebih tinggi dari yang ini corona tapi kenapa ini bisa hebohnya luar biasa," kata Terawan di Kantor Kemenkes, Senin (2/3/2020).

Terawan menuturkan, respons publik atas virus corona ini disebabkan oleh cara pandang publik dalam melibat virus tersebut.

"Saya sebagai Menteri Kesehatan ya saya hanya mengimbau mau dibikin horor, heboh, atau tidak, itu tergantung kita semualah, tergantung sudut pandang kita," ujar Terawan.

Baca Juga: Anies Baswedan Larang Lakukan Isolasi Mandiri di Rumah, Satgas Tak Setuju: 'Kalau Semua Dimasukkan, Penuh Rumah Sakitnya'

5. Bisa sembuh sendiri

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto juga menyatakan teori soal virus corona.

Menurut dia, Covid-19 merupakan penyakit yang akan sembuh sendiri.

"Dan saya merasa sangat berbahagia. Bahwa teorinya benar bahwa memang ini adalah self limiting disease yang akan sembuh sendiri. Penyakit yang akan sembuh sendiri," kata Terawan saat jumpa pers di RSUP Persahabatan, Jakarta Timur, Kamis (12/3/2020).

Hal ini dikatakan Menkes terkait tiga pasien positif Covid-19 di Indonesia yang telah dinyatakan sembuh.

Faktanya, banyak pasien Covid-19 yang membutuhkan perawatan intensif.

Mereka yang mengidap penyakit lain atau komorbid, berpotensi besar meninggal dunia saat terinfeksi virus corona.

Baca Juga: Bahaya Laten Doomscrolling Saat Pandemi Covid-19, Lebih Menderita dari yang Terinfeksi Virus Corona

6. Mudik beda dengan pulang kampung

Presiden Joko Widodo juga pernah membuat pernyataan membingungkan saat pemerintah berusaha mencegah penularan Covid-19 ke daerah.

Hal ini disampaikan Jokowi menjawab pertanyaan mengapa pemerintah tak melarang masyarakat mudik sejak penetapan tanggap darurat Covid-19 sehingga mata rantai penularan ke daerah bisa terputus sejak awal.

"Kalau itu bukan mudik. Itu namanya pulang kampung. Memang bekerja di Jabodetabek, di sini sudah tidak ada pekerjaan, ya mereka pulang. Karena anak istrinya ada di kampung, jadi mereka pulang," kata Jokowi menjawab pertanyaan Najwa Shihab dalam program "Mata Najwa" yang tayang pada Rabu (22/4/2020).

"Ya kalau mudik itu di hari Lebaran-nya. Beda. Untuk merayakan Idul Fitri. Kalau yang namanya pulang kampung itu yang bekerja di Jakarta, tetapi anak istrinya ada di kampung," ujar dia.

Baca Juga: Jika Mr P Loyo Hingga Libido Menurun, Cek Gula Darah, Bisa Jadi Diabetes

7. Berdamai dengan Covid-19

Pernyataan berdamai dengan Covid-19 yang dilontarkan Presiden Joko Widodo mendapat beragam respons, termasuk respons negatif.

Pasalnya, sebelumnya narasi yang disampaikan pemerintah ialah perang melawan Covid-19.

Pernyataan berdamai dengan Covid-19 dianggap sebagian masyarakat bahwa pemerintah telah putus asa menangani penularan Covid-19.

Dalam pernyataannya, selama wabah masih terus ada, Jokowi meminta seluruh masyarakat untuk tetap disiplin mematuhi protokol kesehatan.

"Artinya, sampai ditemukannya vaksin yang efektif, kita harus hidup berdamai dengan Covid-19 untuk beberapa waktu ke depan," katanya di Istana Merdeka, Jakarta, dalam video yang diunggah Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden pada Kamis (7/5/2020).

Baca Juga: Diterpa Isu Perceraian, Istri Rizki DA Dikabarkan Hamil 4 Bulan, Padahal Butuh Dukungan Lebih dari Suami

8. Virus corona seperti seorang istri

Pernyataan ini disampaikan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD.

Ia menceritakan meme tentang virus corona yang ia peroleh dari Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

Meme tersebut menganalogikan virus corona selayaknya istri.

"Judulnya itu dalam bahasa Inggris. Corona is  like your wife. Corona itu seperti istrimu, ketika kamu mau mengawini, kamu berpikir kamu bisa menaklukkan dia, tetapi sesudah menjadi istrimu, kamu tidak bisa menaklukkan istrimu," kata Mahfud menceritakan isi meme tersebut dalam sambutannya di acara halalbihalal IKA UNS yang disiarkan di kanal YouTube Universitas Negeri Sebelas Maret, Selasa (26/5/2020).

"Sesudah itu. Than you learn to live with it (kamu belajar untuk hidup bersamanya). Ya sudah, sudah begitu," kata Mahfud.

Mahfud menilai, analogi itu mirip dengan penanganan virus corona.

Mulanya banyak orang yang ingin diterapkan pembatasan sosial hingga karantina wilayah untuk memutus mata rantai penularan Covid-19.

Kemudian, masyarakat dipaksa beradaptasi dan hidup berdampingan bersama virus corona dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.

Menurut dia, hal itu terjadi lantaran masyarakat menyadari bahwa pembatasan sosial dan karantina wilayah yang dilakukan secara terus-menerus dapat memberhentikan roda perekonomian yang semestinya tetap harus berputar.

"Muncul istilah new normal. Bikin kernormalan baru saja. Seperti tadi, kita tidak bisa menaklukkan corona, corona sudah ada di depan kita. Lalu kita ya hidup, tapi tahu bahwa ada corona," ujar Mahfud.

"Apa kenormalan baru? Ya besok kalau kita bekerja misalnya. Ya pakai masker, jaga jarak, cuci tangan, kemarin Menteri Kesehatan sudah mengeluarkan peraturan baru protokol kesehatan di berbagai sektor," kata dia.(*)

 Baca Juga: Anies Baswedan Terus Berupaya Tekan Laju Covid-19 di Ibukota, Kali Ini Tetapkan Tidak Ada Lagi Isolasi Mandiri, Semua Harus di Rumah Sakit

 #berantasstunting #hadapicorona

Artikel ini telah tayang di TribunnewsWiki dengan judul Kilas Balik 6 Bulan Covid-19: Pernyataan Kontroversial Pejabat hingga Berdamai dengan Virus Corona