Find Us On Social Media :

Penyebab Angka Kematian Tenaga Medis di Indonesia Tinggi, Apa Iya Karena Masalah Masker dan Jaga Jarak Seperti Kata Kemenkes?

Illustrasi tenaga kesehatan. Kasus kematian tenaga kesehatan di Indonesia tinggi.

Untuk diketahui, penyediaan tenaga kesehatan yang memadai, dan rotasi klinis di fasilitas perawatan dianjurkan oleh WHO.

Hal tersebut dimaksudkan untuk meminimalkan tingkat risiko infeksi serta dukungan psikosial terhadap tenaga kesehatan.

Tekanan Psikologis

Petugas kesehatan yang berada di garis depan penanganan wabah Covid-19, selain berisiko lebih tinggi terpapar infeksi akibat paparan patogen, juga dihadapkan dengan;

Baca Juga: Tak Ada Lagi Zona Hijau, Kasus Covid-19 di Jatim Belum Terkendali

* Jam kerja yang panjang* Tekanan psikologis dan kelelahan* Mengalami tekanan psikologis hingga kekerasan fisik akibat adanya stigma negatif di masyarakat.

Data dari WHO, 8% hingga 38% tenaga kesehatan pernah mengalami kekerasan fisik saat mereka bekerja.

Dalam krisis Covid-19, meningkatnya ketegangan sosial di masyarakat juga mengakibatkan peningkatan kekerasan terhadap petugas kesehatan. Bahkan serangan terhadap fasilitas perawatan kesehatan.

Baca Juga: Tak Hanya Tenaga Medis, Lebih dari 6 Ribu Pengajar dan Peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis Terpapar Covid-19

Adanya tekanan psikologis ini tentunya juga memengaruhi kesehatan petugas, serta kualitas perawatan yang diberikan.

Keselamatan kerja

Pada Hari Keselamatan dan Kesehatan di Tempat Kerja tanggal 28 April, WHO mengingatkan kembali pentingnya menciptakan budaya keselamatan dan kesehatan di tempat kerja.

Hal ini penting untuk membantu mengurangi jumlah kematian dan cidera terkait pekerjaan.

International Labour Organization (ILO) telah mendedikasikan Hari Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sedunia 2020 dalam menangani wabah penyakit menular di tempat kerja, khususnya pada pandemi COVID-19.

Baca Juga: Cara Periksa Mandiri Happy Hypoxia, Kondisi yang Sering Membunuh OTG Covid-19