Find Us On Social Media :

Pemeriksaan Suhu Tubuh Sebelum Memasuki Ruangan, Benarkah Bisa Mengurangi Risiko Penularan Covid-19?

Memeriksa suhu tubuh sebelum memasuki ruangan bukan satu-satunya cara menghambat penularan Covid-19.

 

GridHEALTH.id - Semenjak Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dilonggarkan, banyak karyawan yang kembali bekerja di kantor.

Salah satu prosedur yang diikuti sebelum memasuki ruangan, adalah pengecekan suhu tubuh, umumnya dilakukan di lobi. Tetapi apakah pengukuran wajib ini benar-benar membuat tempat kerja aman terkait virus corona?

Menurut WHO, tindakan ini dapat membantu mengurangi risiko infeksi Covid-19 tetapi tidak boleh menjadi satu-satunya tindakan keamanan yang diambil oleh pemberi kerja karena angka suhu tubuh saja adalah indikator lemah penyakit pernapasan, seperti yang kita ketahui sekarang bahwa kebanyakan kasus, atau sekitar 80%, tidak menunjukkan gejala.

Beberapa pengusaha mengikuti pedoman pemerintah untuk menyaring pekerja dari demam dengan pemeriksaan suhu harian untuk membantu mencegah penyebaran infeksi. Tetapi pemeriksaan demam saja tidak cukup untuk menghilangkan risiko.

Seperti yang telah diperingatkan oleh dokter, orang dengan virus dapat menular tanpa demam.

Menurut WHO, selain pengukuran suhu tubuh di pintu masuk, sangat penting bagi kantor, perusahaan, dan pabrik untuk mewajibkan yang masuk memakai masker dan mencuci tangan.

Baca Juga: Berubah, Suhu Normal Tubuh Manusia Akibat Vaksin dan Antibiotik

Baca Juga: Diabetes Ternyata Bisa Menular Tanpa Disadari, Begini Caranya

Selain itu, area bekerja harus berventilasi baik, mendisinfeksi permukaan secara teratur, dan menyediakan pojok-pojok mencuci tangan dan penyediaan hand sanitizer.

Untuk menghindari kedekatan (jaga jarak), suhu seseorang dapat diukur dengan termometer inframerah tanpa sentuhan yang diarahkan ke dahi, dan pekerja dapat menggunakan perangkat tersebut untuk mengukur suhu mereka sendiri, setelah mencuci tangan sebelum dan sesudah.

 

Namun, keakuratan termometer inframerah juga dapat diabaikan oleh ikat kepala atau bandana yang membuat seseorang menjadi terlalu panas, atau dengan tisu kosmetik yang mendinginkan kulit, menurut Food and Drug Administration AS.

FDA mengatakan termometer harus digunakan di area bebas angin dan jauh dari sinar matahari langsung.

Rata-rata, orang harus memiliki suhu tubuh antara 35,5 derajat Celcius (95,9 Fahrenheit) dan 37 derajat Celcius (98,6 Fahrenheit). Apa pun di atas tanda itu bisa dianggap mencurigakan.

Baca Juga: Studi : Susu, Yoghurt dan Keju Dapat Mencegah Risiko Munculnya Stroke

Baca Juga: Pasien Diabetes yang Puasa Rentan Imunitasnya Menurun, Ini Makanan yang Dianjurkan Agar Gula Darah Tetap Normal

Sementara itu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) yang berpusat di Amerika Serikat memberikan 38 derajat Celcius (atau 100,4 derajat Fahrenheit) sebagai pedoman untuk demam. (*)

#berantasstunting #hadapicorona