GridHEALTH.id - Saat tenaga kesehatan ditubutuhkan, saat tenaga kesehatan alias nakes dieluk-elukan masyarakat karena menjadi garda terdepan dalam perang melawan vCovid-19, tapi nakes yang satu ini justru sebaliknya.
Dirinya mencoreng nama mulia nakes, dan mempermalukan teman sejawatnya karena ulahnya yang jauh dari kata mulia.
Bagaimana tidak dirinya malah melakukan pelecehan seksual pada pasiennya sendiri, yang sedang dirawatnya.
Pasiennya itu adalah pasien Covid-19 yang sedang tak berdaya, berjuang untuk bisa survive kembali sembuh dari infeksi Covid-19.
Baca Juga: Rapid Test Drive Thru 150 Ribu Rupiah Ditawarkan di Rumah Sakit di Jakarta Timur
Dalam melakukan pelecean seksual kepada pasiennya, perawat pria ini tidak ambil pusing dan malu.
Bayangkan kejadiannya itu terjadi di rumah sakit. Pun dirinya tahu, jika pasiennya menyadari sedang dilecehkan, meski sedang tidak berdaya.
Bahkan dirinya pun tahu, ada kamera pengawas CCTV di rumah sakit tempatnya bekerja.
Nah, karena laporan pasien dan bukti rekaman CCTV itu pula, si perawat pria tersebut terbukti bersalah.
Kejadian tersebut terjadi di daerah Dokki, Mesir.
Kepolisian Mesir telah menangkap perawat pria atas tuduhan yang dilaporkan oleh korban.
Polisi menyebut bahwa, kasus pelecehan seksual terhadap pasien covid-19 adalah yang terbaru dari di negara itu.
Baca Juga: Jokowi Beri Peringatan Kepala Daerah; 'Jangan Buru-buru Menutup Sebuah Wilayah'
Melansir dari Gulf News, Senin (14/9/2020), korban berusia 23 tahun itu melapor ke polisi bahwa perawat tersebut telah melecehkan dirinya secara seksual.
Perawat tersebut juga menyentuh alat vital pasien wanitanya saat sedang menjalani perawatan.
"Saya pergi ke rumah sakit dan diisolasi untuk menerima perawatan karena infeksi corona," kata korban.
“Terlepas dari penderitaan saya, perawat pria itu melecehkan saya secara lisan dan berusaha untuk menyerang saya secara seksual,” tambahnya.
Merespon tanggapan itu, polisi memeriksa kamera pengintai (CCTV) di ruangan tersebut dan mendengarkan saksi mata.
Setelah mengantongi bukti-bukti, kepolisian berhasil menangkap perawat berusia 35 tahun itu dan dilakukan pemeriksaan mendalam.
Dalam beberapa bulan terakhir, otoritas Mesir melakukan penindakan keras terhadap pelecehan seksual.
Dalam kasus terpisah, seorang inspektur kesehatan asal Kerala, India telah ditangkap atas tuduhan dugaan pemerkosaan terhadap seorang perawat berusia 44 tahun.
Perawat itu mendatangi pelaku untuk meminta surat pernyataan bebas covid-19, setelah dirinya selesai jalani karantina.
Baca Juga: Hati-hati, Studi: Perasaan Lelah dan Tidak Nyaman Bisa Jadi Gejala Ringan Infeksi Virus Corona
Melansir dari Hindustan Times, Selasa (8/9/2020), wanita itu telah diperintahkan untuk menjalani karantina bulan lalu setelah dia kembali ke ibu kota negara bagian, untuk menjalani tugasnya sebagai perawat.
Dia dinyatakan negatif setelah melakukan karantina selama dua minggu, tetapi dia membutuhkan surat bebas Covid-19 untuk kembali bekerja sebagai perawat.
Perawat tersebut mengatakan kepada polisi bahwa, ketika ia mendekati inspektur kesehatan junior setelah masa karantina selesai, Inspektur itu bersikeras meminta wanita tersebut agar menemui dirinya di rumah, di Desa Pangode distrik Thiruvananthapuram.
Singkat cerita, menurut keterangan korban, Inspektur kesehatan itu memaksanya untuk menghabiskan waktu bersama dan memperkosanya.
Inspektur kepolisian, P Suneesh yang menyelidiki kasus tersebut mengatakan petugas kesehatan juga melakukan kekerasan fisik.
Baca Juga: Cara Kerja Obat Dexamethasone yang Disebut WHO Bisa Kurangi Tingkat Kematian Pasien Covid-19
Hasil pemeriksaan medis menunjukkan adanya serangan seksual.
“Pelaku ditahan berdasarkan bagian dari KUHP India termasuk pemerkosaan, penahanan ilegal dan penyerangan,” kata petugas polisi itu.
Menteri Kesehatan Kerala KK Shailaja mengatakan pemerintah negara bagian akan mengambil tindakan tegas terhadap pelaku.(*)
#berantasstunting
#HadapiCorona
Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul "Perawat Pria Lakukan Pelecehan Seksual Pada Wanita Positif Corona, Rekaman CCTV Jadi Bukti"