Apabila sawar tersebut runtuh, maka struktur lunak di sekitarnya ikut terdampak.
Runtuhnya periosteum akan menyebabkan terjadinya abses subperiosteal, yakni suatu komplikasi yang relatif tidak berbahaya.
Jika ke arah kranial, akan menyebabkan abses ekstradural, tromboflebitis sinus lateralis, meningitis dan abses otak.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Kian Melonjak, Ternyata Kecepatan Tes Spesimen di Indonesia Dinilai Belum Optimal
Perjalanan komplikasi infeksi telinga tengah ke intra kranial harus melewati 3 macam lintasan, yakni dari rongga telinga tengah ke selaput otak, menembus selaput otak, dan masuk jaringan otak.
Apabila dengan pengobatan medikamentosa tidak berhasil mengurangi gejala klinis berupa tidak berhentinya cairan keluar dari telinga, dan pada pemeriksaan otoskopi tidak menunjukkan berkurangnya reaksi inflamasi dan pengumpulan cairan, maka harus diwaspadai kemungkinan timbulnya komplikasi.
Berikut ini beberapa tanda bahaya radang telinga tengah pada stadium akut yang dapat diwaspadai:
- Naiknya suhu tubuh
- Nyeri kepala
- Adanya tanda toksisitas seperti malaise, perasaan mengantuk, somnolen atau gelisah yang menetap
Baca Juga: Mahfud MD Minta Pejabat Hati-hati Dalam Memberikan Statement Covid-19, 'Bisa Bikin Uang Melayang'
Munculnya nyeri kepala di daerah parietal, atau oksipital dan adanya keluhan mual, muntah, serta kenaikan suhu badan yang menetap selama terapi diberikan adalah tanda komplikasi intrakranial.
Diagnosis komplikasi radang telinga tengah ditegakkan berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan laboratorium.
Juga saat pemeriksaan klinis pada pasien ditemuan: nyeri kepala hebat, sakit telinga hebat, pusing berputar, lemas, keluar cairan dari telinga terus menerus, mual serta muntah yang tiba-tiba, penurunan kesadaran hingga koma, kejang, dan adanya infeksi telinga dengan riwayat pengobatan medikasi yang tidak baik.
Baca Juga: Bukan Lagi Rapid Test, Calon Penumpang Pesawat Wajib Tes Swab Sebelum Lakukan Perjalanan