GridHEALTH.id - Hasil test pack selalu negatif atau hanya muncul garis satu strip, jika dialami berulang-ulang tentu membuat penasaran.
Jika hanya sesekali mendapati hal tersebut, kemungkinan kadar hCG di dalam tubuh masih rendah.
Karenanya test pack tidak bisa mendeteksi, apakah hamil atau tidak.
Tapi jika tiap melakuan tes pack selalu seperti itu saat terlambat menstruasi, ini harus menjadi tanda tanya besar.
Karenanya, setelah dua minggu terlambat menstruasi dan hasil tes pack satu strip garis, lihat siklus menstruasinya.
Jika siklus menstruasi di bawah atau di atas 28 hari, tunggulah hingga 3-4 minggu.
Masih belum menstruasi juga, segeralah konsultasi ke dokter untuk melakukan pemeriksaan lanjutan.
Nah, jika saat di USG tampak seperti ada janin di dalamnya, dokter akan mencurigai ibu mengalami hamil anggur.
Baca Juga: Beda Penanganan Wabah Virus Corona di Indonesia Menurut Jokowi
dr. Ni Komang Yeni Dhana Sari SpOG, seperti dilansir dari nakita.id (15 September 2020) menyebutkan, hamil anggur merupakan kondisi kehamilan tidak normal yang masuk dalam kategori tumor.
Jadi yang tampak di USG jabang bayi adalah tumor.
Hal ini bisa terjadi karena adanya sel di plasenta atau ari-ari dari janin yang berkembang secara berlebihan.
Baca Juga: Tak Perlu SIKM, Inilah Syarat yang Harus Dipenuhi Calon Penumpang Bus AKAP
Jika hal ini yang dialami, mau tidak mau kehamilan harus dihentikan.
"Penyakit trofoblas itu biasanya harus dihentikan karena berbahaya," ujar dr. Yeni.
Tapi sebelumnya harus dipastikan terlebih dahulu, apakah benar ibu sedang mengalami hamil anggur.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Kian Melonjak, Ternyata Kecepatan Tes Spesimen di Indonesia Dinilai Belum Optimal
Caranya, menjalani sejumlah pemeriksaan melalui darah untuk memantau kadar hormon beta hCG.
Di samping itu ibu hamil juga kaan dilakukan pemeriksaan USG untuk melihat kondisi di dalam kandungan.
Juga akan dipastikan di rahim ibu. Sebab perempuan yang mengalami hamil anggur akan tampak seperti ada sarang tawon di dalam kandungannya.
Ketika kadar hormon beta hCG kuantitatif benar tinggi dan di dalam kandungan tampak seperti ada sarang tawon, maka dokter akan melakukan tindakan kuret.
Tapi penanganganan tidak selesai sampai sini.
Baca Juga: Mahfud MD Minta Pejabat Hati-hati Dalam Memberikan Statement Covid-19, 'Bisa Bikin Uang Melayang'
Perempuan yang mengalaminya perlu melakukan konsultasi, dan pemeriksaan lanjutan.
Tujuannya untuk melihat apakah tumor tersebut sudah terlanjur berkembang atau tidak.
Sebab jika sudah sampai berkemabng, kondisi tersebut akan menuju ke kanker.
"Evaluasinya panjang bisa satu tahun karena bisa berkembang menjadi kanker," ujarnya.
Baca Juga: Bukan Lagi Rapid Test, Calon Penumpang Pesawat Wajib Tes Swab Sebelum Lakukan Perjalanan
Oh iya, evaluasi oleh dokter paska dikuret dilakukan setiap dua minggu sekali.
Nah, jia masih terus ada peningkatan kadar beta hCG tiap kali evaluasi, dr. Yeni menyebutkan bahwa pasien akan diberikan obat atau injeksi.
Sebaliknya, jika tidak ada peningkatan hormon beta hCG, artinya aman. Bisa tidak akan ada kemungkinan terjadi kanker.
"Kalau baik tidak ada peningkatan justru menurun pada usia satu bulan, tiga bulan, dan seterusnya artinya aman," ujarnya.
Meski demikian, untuk kembali hamil tidak dianjurkan.
"Pada pasien ini harus dipakaikan kontrasepsi dulu. Kontrasepsi yang biasanya dianjurkan kondom karena tidak dianjurkan hamil dulu," ujarnya.(*)
#berantasstunting
#HadapiCorona