Find Us On Social Media :

Kembali Kecolongan, 3 Penumpang Pesawat dengan Rapid Test Ketahuan Positif Covid-19 usai Jalani Tes Swab di Bandara Tujuan

ilustrasi pemeriksaan kesehatan penumpang di bandara

GridHEALTH.id - Surat keterangan sehat bebas influenza atau rapid test merupakan salah satu syarat yang harus dimiliki calon penumpang pedawat.

Namun apa jadinya jika rapid test tersebut terbukti palsu dan maskapai penerbangan malah membawa penumpang dengan positif Covid-19?

Baca Juga: Bandara Soekarno Hatta Kecolongan, Satu Penumpang Pesawat dari Jakarta Positif Covid-19 saat Mendarat di Sorong

Seperti yang terjadi di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) yang tak sengaja menemukan 3 penumpang pesawat berstatus positif Covid-19.

Tiga penumpang pesawat tersebut diketahui positif Covid-19 usai menjalani tes swab yang diadakan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat bagi para pendatang.

Baca Juga: Wagub DKI Rajin Sidak Perusahaan, Kesal Temukan Banyak yang Melanggar Protokol Kesehatan Covid-19, 'Jangan Cuma Pikir Untung, Nyawa Juga Berharga', Karyawan Boleh Lapor Lewat Aplikasi Jika Perusahaannya Tetap Buka

Tes swab yang diadakan Pemprov Sumbar ini gratis bagi para penumpang yang baru tiba di BIM.

"Jadi yang datang ke Sumbar kita saring lagi. Kendati telah rapid test, kita akan uji lagi tes swab. Ini gratis," tutur Juru Bicara Satgas Penaganan Covid-19 Sumbar, Jasman Rizal yang dihubungi Kompas.com, Kamis (17/9/2020).

Baca Juga: 17 Aturan Baru yang Wajib Dipatuhi Warga DKI Selama PSBB Ketat

Menurut Jasman, orang berstatus positif Covid-19 lolos naik pesawat terbang sudah seringkali terjadi.

Menurutnya, kondisi tersebut terjadi karena syarat penumpang untuk naik pesawat hanya berbekal hasil rapid test dan bukan bebas corona.

Baca Juga: 5 Tanda Ini Muncul Artinya Daya Tahan Tubuh Melemah, Waspada Infeksi Covid-19, Segera Antisipasi

"Sudah ada beberapa kejadian sebelumnya. Jadi hari ini bukan yang pertama kalinya," kata Jasman.

Sebelumnya, kejadian kecolongan menerbangkan pasien Covid-19 juga sempat dilakukan Bandara Soekarno-Hatta.

Kendati demikian, Epidemiolog dari Universitas Indonesia (UI), Tri Yunis Miko menjelaskan bahwa rapid test yang dilakukan para calon penumpang pesawat memang tidak akurat.

Baca Juga: Jumlah Dokter dan Tenaga Medis Kian Berkurang, Anies Baswedan: 'Tanggal 6 Oktober, Kita Akan Ketemu Masalah Baru'

"Sebenarnya kalau rapid test mau ditiadakan, tak masalah. Bagus kalau juga diganti dengan tes yang lebih akurat yaitu PCR," ujarnya, Sabtu (8/8/2020).

Diketahui, tes swab atau PCR lebih akurat meski durasi menunggu hasil tes lebih lama dari rapid test yaitu sekitar 2 sampai 3 hari. 

Namun tes PCR memiliki tingkat keakuratan hingga 90%. (*)

Baca Juga: Hanya Tersisa 21 RSUD di Jakarta, Prediksi Anies Baswedan Berujung Nyata: 'Tanggal 17 September Tempat Tidur Isolasi Akan Penuh'

 

#hadapicorona