Find Us On Social Media :

Jawa Tengah Jadi Sorotan, Angka Kesembuhan Rendah Angka Kematian Tinggi

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, wilayah yang dipimpinnya mendapat sorotan karena pada kasus virus corona, angka kesembuhan yang rendah, namun memiliki tingkat kematian yang tinggi.

GridHEALTH.id - Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan Provinsi Jawa Tengah menjadi daerah dengan angka kesembuhan yang rendah, namun memiliki tingkat kematian yang tinggi terkait virus corona (Covid-19).

Selain Jawa Tengah, Provinsi Jawa Barat juga memiliki tingkat kesembuhan yang rendah.

"Ada beberapa Provinsi dengan recovery rate di bawah rata-rata nasional yaitu Jawa Tengah dan Jawa Barat, dan dua provinsi dengan case fatality rate di atas rata-rata nasional yaitu Jawa Tengah dan Jawa Timur," kata Airlangga dalam konferensi pers secara virtual, Jumat (18/09/2020).

Recovery rate dihitung dengan cara membagi jumlah pasien sembuh dengan jumlah total kasus positif lalu hasilnya dikalikan 100.

Jika merujuk pada data harian pada 18 September 2020, jumlah pasien positif di Jawa Tengah sebanyak 18.942 kasus dan pasien sembuh mencapai 12.282 orang. Dengan data tersebut maka recovery rate di Jawa Tengah per 18 September adalah 6,4%.

Sementara, untuk jumlah pasien meninggal akibat Covid-19 sudah mencapai 1.203. Dengan demikian case fatality rate Jawa Tengah sebesar 6,3%.

Baca Juga: IDI Dorong Tes PCR Sebanyak Mungkin, 'Ada Daerah Enggan Lakukan Tes Biar Terlihat Zona Hijau Terus'

Baca Juga: Jawa Tengah dan Jawa Timur Sumbang Angka Kematian Tertinggi, Pemerintah Daerah Didesak Perbanyak Tes Covid-19

Merujuk pada data nasional, Kasus positif virus corona (Covid-19) di Indonesia per Jumat (18/9) bertambah 3.891 orang sehingga total mencapai 236.519 kasus . Dari jumlah itu 170.774 dinyatakan sembuh dan 9.336 meninggal dunia.

Sembilan provinsi mendapat sorotan dan penanganan khusus dari pemerintah dalam upaya menghentikan penularan Covid-19.

Sembilan provinsi itu adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Bali, Sumatera Utara, dan Papua.

 

Presiden Joko Widodo telah menugaskan Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan Kepala BNPB Doni Monardo menurunkan kasus Covid-19 di sembilan provinsi itu. Keduanya diberi waktu selama dua pekan, terhitung sejak 15 September 2020. 

Pakar epidemiologi dari Universitas Griffith, Australia, Dicky Budiman, mengatakan kecepatan penyebaran virus sudah tak terbendung.

Jika tidak segera diatasi, tiap-tiap daerah yang memiliki angka positif menyimpan 'bom waktu' yang setiap saat bisa meledak.

"Jawa Tengah dan Jawa Timur ini kasus kematiannya 70% lebih tinggi dari kasus rata-rata nasional bahkan di banding DKI Jakarta," jelas Dicky Budiman dikutip dari BBC News Indonesia (06/09/2020).

Baca Juga: Physical Distancing Versi WHO 1 Meter Dikritik Ilmuwan, 'Jarak 2 Meter Adalah yang Paling Aman'

 Baca Juga: Obat Diabetes Bisa Picu Penyakit Kardiovaskular, Ini Penjelasannya

Satu-satunya cara untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian, kata Dicky, dengan mengejar jumlah pengetesan tes Covid-19 sesuai standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Testing, tracing, isolasi, tindakan-tindakan ini yang sebetulnya akan menyelamatkan daerah dari tingginya angka kematian."

Sayangnya, menurut Dicky, tidak banyak kepala daerah yang gencar melakukan tiga hal tadi sehingga virus dengan mudah dan cepat menyebar.

Dari pengamatannya hanya tiga daerah yang penanganan pandemi Covid-19 terbilang baik yakni DKI Jakarta, Yogyakarta, dan Sumatera Barat.

Baca Juga: Mantan Wakil Menteri Luar Negeri Dino Patti Djalal Kena Covid-19, Kondisi Dikabarkan Menurun.

Baca Juga: Silang Pendapat Asal Muasal Virus Corona Semakin Heboh, Peneliti Dunia yang Independen Sepakat Akan Teliti Ulang

"Ini sejak awal digaungkan tapi sense of crisis banyak kepala daerah masih minim, sedikit sekali yang melakukan tes Covid-19." (*)

#berantasstunting #hadapicorona