GridHEALTH.id - Belum usai pandemi Covid-19 dan tekatekinya juga banyak pertanyaan mengenai Wuhan, kembali ada berita kesehatan menakutkan dari China.
Bagaimana tidak menakutkan, berita kali ini mengenai adanya bakteri, atap ada juga yang meyebutnya virus, yang lebih berbahaya dari Covid-19.
Menyeramkannya lagi, bakteri tersebut sudah menyebar di udara.
Melansir Intisari.id (22 September 2020), belum lama ini beberapa ribu orang di barat laut China dinyatakan positif brucellosis, penyakit yang disebabkan oleh bakteri.
Hal ini malah sudah dikonfirmasi oleh pejabat China.
Tapi, belum lama juga beredar postingan yang mengklaim bahwa brucellosis adalah virus yang telah dibocorkan oleh laboratorium China.
Klaim tersebut awalnya dibagikan di media sosial oleh The Tatva India, yang bio Instagram-nya berbunyi, "Sumber berita independen New India, mengungkap opini kritis dan belum pernah terjadi sebelumnya kepada dunia."
Profil tersebut memiliki 87.5k pengikut.
Judulnya, Lab China Bocor Brucellosis Virus Baru: Tingkat Kematian 50 Kali Lebih Tinggi daripada Covid-19, Membuat Pria Tidak Subur.
Baca Juga: Jawa Tengah Jadi Sorotan, Angka Kesembuhan Rendah Angka Kematian Tinggi
Tekslainnya jika diterjemahkan, berbunyi; "Pihak berwenang sekarang telah menemukan bahwa pabrik farmasi biologis Zhongmu Lanzhou, yang membuat vaksin brucellosis untuk hewan, 'SECARA TIDAK SENGAJA' melepaskan versi aerosol dari Brucella (bakteri yang menyebabkan brucellosis) ke udara musim panas lalu karena penggunaan pembersih dan disinfektan kadaluwarsa.
Hal ini menyebabkan penyebaran penyakit bakteri ke seluruh area sekitarnya melalui udara."
Karuan saja postingan tersebut menjadi viral mendadak.
Untuk diketahui, brucellosis juga dikenal sebagai demam Malta.
Gejala umum dari brucellosis meliputi nyeri otot, demam, kelelahan dan sakit kepala.
Selain itu, orang yang terinfeksi penyakit ini mungkin menderita radang sendi atau pembengkakan pada organ tertentu, demam berulang, radang jantung (endokarditis) dan spondilitis.
Mendeteksi seseorang terinfeksi brucellosis tak mudah.
Sebab biasanya mereka yang terinfeksi hanya menunjukan gejala flu biasa.
Tapi di sini bisa kita pantau. Jika demamnya berkepanjangan, meningkat dengan cepat, juga mengalami nyeri otot, dan pasien merasakan lelah dan lemas tidak biasa, baiknya jangan ditunda, segera ke dokter.
Sebab bisa saja itu pertanda demam Malta karena infeksi brucellosis.
Baca Juga: Soal Pakai Masker Saat Sendiri di Mobil, Epidemiolog UI Ungkap Manfaatnya
Kembali ke kasus brucellosis yang mengegetkan ini, awal muasal penyebaran brucellosis terjadi dari ulah pabrik farmasi biologis menggunakan disinfektan dan pembersih kadaluwarsa dalam proses pembuatan vaksin Brucella, untuk tujuan penggunaan pada hewan.
Tapi yang terjadi pada bulan Juli dan Agustus, pabrik tidak dapat menghilangkan semua bakteri dengan baik dari limbah gas.
Nah, mulailah berjangkitnya brucellosis.
Sesuai dengan apa yang dilaporkan CNN , penyakit ini mulai menyebar sekitar November dan pada Desember. Sekitar 181 orang telah terinfeksi.
Baca Juga: 3 Manfaat Air Kunyit Hangat Dicampur Madu, Salah satunya Jaga Kesehatan Paru
Lalau meluas dengan menginfeksi lebih dari 3.000 orang di provinsi Gansu.
Lebih dari 21.000 orang dinyatakan positif brucellosis di ibu kota Lanzhou.
Yang membingungkan, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) , brucellosis jarang menular dari manusia ke manusia.
Di Lanzhou, mereka yang mengonsumsi makanan yang terkontaminasi atau menghirup udara yang penuh dengan bakteri. tertular penyakit tersebut.
Untuk mencegah penyakit ini, orang harus menghindari makanan olahan susu yang tidak dipasteurisasi.
Mereka juga harus memakai sarung tangan, melakukan vaksiniasi pada hewan peliharaan, mengambil tindakan pencegahan di tempat kerja dan memasak daging dengan benar.
Untuk diketahui, bakteri ini dapat masuk ke dalam tubuh melalui kontak dengan hewan yang terinfeksi.
Mereka yang bekerja di peternakan atau rumah pemotongan hewan berisiko tinggi terinfeksi.
Begitu juga dengan dokter hewan dan peternak, harus berhati-hati saat menjalankan pekerjaan mereka.
Baca Juga: Obat Herbal Afrika Akhirnya Dapat Dukungan Uji Klinis Dari WHO Untuk Atasi Covid-19
Nah, adapun mengenai isi postingan yang membuat kita syok ini, ada dua catatan peting:
Pertama, Brucellosis bukan disebabkan oleh infeksi virus, tidak seperti Covid-19.
Karenanyalah tidak bisa dibandingkan wabah penyakit bakteri dengan pandemi yang sedang berlangsung.
Baca Juga: Obat Herbal Afrika Akhirnya Dapat Dukungan Uji Klinis Dari WHO Untuk Atasi Covid-19
Kedua, bakteri tidak bocor dari laboratorium China, kebocoran terjadi di pabrik farmasi.
Selain itu, postingan tersebut membuatnya tampak seperti faktor yang sengaja membocorkan bakteri penyebab wabah.
Pandemi virus corona, yang juga berasal dari Wuhan di China, memicu rasisme dan Sinophobia dengan miliaran orang yang menyalahkan negara itu.
Apalagi, awalnya bakteri ini disebut hanya menginfeksi sebagian kecil komunitas.
Tapi pengujian terhadap 21.000 orang telah menunjukkan, jumlah infeksi jauh lebih tinggi.(*)
Baca Juga: Aneka Cara Manusia Bisa Hidup Abadi Menolak Mati, Sudah Dilakukan Sejak 1961 Hingga Saat Ini
#berantasstunting
#HadapiCorona