Find Us On Social Media :

Pasien Covid-19 Habiskan Rp 63 Juta untuk Obat Infus dalam Sehari, Rupanya Gammaraas Berikan Efek Kekebalan Kuat dalam 3 Minggu

{ilustrasi} obat infus Gammaraas

GridHEALTH.id -  Belakangan ini tersiar kabar seorang pasien Covid-19 di Tangerang Selatan yang harus merogoh koceh dalam-dalam untuk sebotol obat infus Gammaraas.

Diketahui, pasien Covid-19 ini haru menghabiskan 13 botol obat infus Gammaraas dalam sehari atau seharga lebih dari Rp 63 juta. Harga sebotol obat infus Gammaraas dibanderol harga Rp 4.907.240.

Baca Juga: Harga 5 Kandidat Vaksin Covid-19 di Dunia, Termurah Rp 584 Ribu, Termahal Rp 2,1 Juta

Sungguh harga yang fantastis, namun konon, obat tersebut memberikan efek kekebalan kuat dalam 3 minggu.

Pasien Covid-19 ini secara total ia harus membayar seluruh biaya perawatan sekitar Rp 300 juta.

Baca Juga: Kapasitas Rumah Sakit Makin Menipis, Pemprov DKI Perbolehkan Pasien Covid-19 Isolasi Mandiri di Rumah dengan Sayarat Ini..

 Lantas, apa sebenarnya obat infus Gammaraas?

Secara singkat, Gamaras bisa juga disebut intravenous Immunoglobulin (IVig).

Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Clinical and Experimental Immunology, imunoglobulin intravena (IVig) adalah produk darah yang dibuat dari serum antara 1.000 dan 15.000 donor per batch.

Ini adalah pengobatan pilihan untuk pasien yang mengalami penurunan antibodi.

Terapi IVig 'dosis tinggi' (hdIVIG), yang diberikan paling sering pada 2 g/kg/bulan, digunakan sebagai agen 'imunomodulator' dalam peningkatan jumlah gangguan imun dan inflamasi.

Baca Juga: Anies Baswedan Lapor Kasus Virus Corona di DKI Melandai, 'Ini Karena Separuh Warga Jakarta Tinggal di Rumah', PSBB Diperpanjang Hingga 11 Oktober 2020

Melansir laman WebMD, IVig dapat digunakan pada sejumlah penyakit yang menyerang kekebalan tubuh, di antaranya trombositopenia, penyakit kawasaki, sindrom guillain, polineuropati demielinasi inflamasi kronis, lupus, myositis, penyakit neurologis seperti myasthenia gravis atau multiple sclerosis, orang yang menerima transplantasi sumsum tulang, dan Covid-19 yang mengalami kondisi kritis.

Kebanyakan orang dapat mentolerir IVIg dengan baik, tetapi efek sampingnya dapat berupa demam ringan, nyeri otot atau sendi, dan sakit kepala tepat setelah diinfus.

Selain itu, ada pula pasien yang mengaku mengalami gatal-gatal, perasaan sesak di dada, atau batuk mengi.

Baca Juga: Keanehan yang Dirasakan Dokter Tirta Soal Rapid Test, Dari Disamakan Sebagai SKCK Sampai Permainan Bisnis

Baca Juga: Seolah Situasi Sudah Normal, Wakil Ketua DPRD Kota Tegal Gelar Konser Dangdut di Masa Pandemi Covid-19

Terlepas dari itu, terapi IVig digunakan dengan 'dosis pengganti' 200-400 mg/kg berat badan, diberikan kira-kira 3 minggu untuk memberikan kekebalan lebih kuat. (*)

#hadapicorona