Find Us On Social Media :

4 Tanda Ibu Hamil Keguguran, Jangan Lalai Mual Muntah Termasuk

Mual muntah berlebihan dan menyiksa, bisa jadi pertanda keguguran.

GridHEALTH.id - Salah satu yang paling ditakutkan saat perempuan hamil adalah keguguran.

Terlebih jika mendapatkan kehamilannya penuh perjuangan, dan memakan waktu lama.

Baca Juga: Takut ke Rumah Sakit saat Pandemi Covid-19, Dokter Kandungan: Antenatal Care Lewat Telemedicine, Tapi USG Tidak Boleh Terlewatkan

Karena itu ibu hamil, begitu juga suami, musti terus menggali informasi dan ilmu seputar kehailan.

Nah, dalam artikel kali ini GridHEALTH.id mengulas empat pertanda yang bisa jadi sebuah tanda ibu hamil keguguran, dan mual muntah yang berlebihan, juga termasuk salah satu kriterianya.

Melansir dari Webmd, berikut beberapa kondisi saat hamil yang perlu diwaspadai ya.

Baca Juga: Sempat Katakan Tak Ada Vaksinasi hingga Tahun Depan, Dirjen WHO Harapkan Vaksin Covid-19 Sudah Ada Akhirn Tahun Ini

1. Mual dan Muntah Berlebihan

Sangat umum mengalami mual saat hamil. Jika semakin parah, alias berlebihan, cirinya sangat menyiksa sekali dan tak terhankan.

Bisa jadi ada masalah serius.

"Jika Anda tidak bisa makan atau minum apa pun, Anda berisiko mengalami dehidrasi," kata Bernstein. Malnutrisi dan dehidrasi dapat membahayakan bayi.

Jika mengalami mual yang parah, beri tahu penyedia layanan kesehatan.

Dokter mungkin meresepkan obat atau menyarankan untuk mengubah pola makan.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Makin Menjadi-jadi, Rupanya Ada 44,9 Juta Warga Indonesia yang Merasa Kebal Virus corona

2. Pendarahan

Pendarahan memiliki arti yang berbeda selama kehamilan.

Menurut Peter Bernstein, MD, profesor ob-gyn di New Sekolah Tinggi Kedokteran Albert Einstein dan Pusat Medis Montefiore York, "Jika Anda mengalami pendarahan hebat dan mengalami sakit perut yang parah dan kram seperti menstruasi atau merasa seperti akan pingsan selama trimester pertama, itu bisa menjadi tanda kehamilan ektopik."

Kehamilan ektopik, yang terjadi ketika sel telur yang telah dibuahi, tertanam di tempat lain selain rahim, dapat mengancam jiwa.

Baca Juga: Inilah 'Vaksin Alami' yang Digunakan Mahfud MD, Sehingga Terhindar Dari Infeksi Covid-19

Pendarahan hebat disertai kram juga bisa menjadi tanda keguguran pada trimester pertama atau awal trimester kedua.

Sebaliknya, perdarahan dengan nyeri perut pada trimester ketiga dapat mengindikasikan solusio plasenta, yang terjadi ketika plasenta terlepas dari lapisan rahim.

3. Kontraksi di Awal Trimester Ketiga

Kontraksi bisa menjadi tanda persalinan prematur.

“Tapi banyak ibu pertama kali mungkin bingung dengan persalinan yang sebenarnya dan kontraksi palsu,” kata Ruddock.

Kontraksi persalinan palsu disebut kontraksi Braxton-Hicks.

Kondisi ini tidak dapat diprediksi, tidak berirama, dan tidak meningkat intensitasnya.

“Mereka akan mereda dalam satu jam atau dengan hidrasi,” kata Ruddock.

Baca Juga: Dinilai Merugikan Pasien dan Prosedur Pemeriksaan Jadi Berbelit, Perhimpunan Dokter Tolak Permenkes Terawan Soal Radiologi

"Tapi kontraksi reguler berjarak sekitar 10 menit atau kurang dan intensitasnya meningkat."

Jika berada di trimester ketiga dan merasa mengalami kontraksi, segera hubungi dokter.

Jika terlalu dini bayi lahir, dokter mungkin bisa menghentikan persalinan.

4. Tingkat Aktivitas Bayi Menurun Secara Signifikan di dalam rahim

Seharusnya bayi di dalam perut aktif bergerak.

Baca Juga: Virus Corona Bisa Bertahan 9 Jam di Kulit Manusia, Fakta Baru Covid-19

Pergerakan bayi di perut bisa dipantau oleh ibu.

Tapi jika tiba-tiba bayi yang sebelumnya aktif, menjadi tenang, kita perlu waspada.

Bernstein menyarankan agar ibu hamil, melakukan pengecekan mandiri.

Baca Juga: Temuan Baru, Virus Corona Juga Menyerang Sumsum Tulang Belakang

Caranya, minum sesuatu yang dingin atau makan sesuatu. Kemudian berbaring miring untuk melihat apakah ini membuat bayi bergerak.

Menurut Nicole Ruddock, MD, asisten profesor kedokteran ibu dan janin di University of Texas Medical School di Houston, menghitung tendangan juga dapat membantu.

"Sebagai panduan umum, bayi harus melakukan 10 tendangan atau lebih dalam dua jam. Jika kurang, harus menghubungi dokter."(*)

Baca Juga: Tips dari Menhub Budi Karya Supaya Tidak Terinfeksi Virus Corona di Angkutan Umum

#berantasstunting

#HadapiCorona