GridHEALTH.id - Dalam masa karantina akibat terinfeksi virus corona, Covid-19, Presiden Amerika Serikat Doland Trump tetap bekerja.
Karenanya dirinya marah besar saat ada yang tidak beres dalam pemerintahannya.
Gegaranta adalah pejabat Gedung Putih memberikan pernyataan yang salah.
Informasi salah yang diberikan pejabat gedung putih terseut mengenai kondisi sang presiden di tempat karantina.
Tapi apa yang disampaikannya itu berbeda dengan apa yang disampaikan oleh dokter kepresidenan Gedung Putih Sean Conley.
Karenanya Donald Trump murka dan marah besar di dalam masa karantina.
Awalnya informasi itu dilaporkan oleh seorang wartawan dengan menyebut, kata seorang pejabat yang mengetahui situasi presiden.
Namun situs berita Asociation Press dan New York Times, melansir Intisari.id (5 Oktober 2020) menyebutkan nama pejabat itu dengan sebutan Meadows.
Baca Juga: Harga Tes PCR Dibanderol Rp 900 Ribu, Ahli Epidemiologi: 'Harusnya Semuanya Disubsidi Pemerintah'
Dalam beritanya ditulis, "Metrik utama presiden selama 24 jam terakhir sangat mengkhawatirkan dan 48 jam ke depan akan sangat penting untuk diikuti dan dirawat," kata Meadows.
Menurut CNN, pada Senin (5/10/20), Kepala Staf Gedung Putih, Mark Meadows, diidentifikasi sebagai sumber anonim informasi yang salah.
Akibat hal tersebut, seorang pejabat Gedung Putih membenarkan bahwa Donald Trump tidak puas dengan pernyataan Kepala Staf Meadows atas informasi yang dia berikan.
Penasihat Donald Trump mengungkapkan, bahwa statmen Meadows telah merusak kredibilitas konferensi pers medis saat ini tentang "perang" presiden AS dengan Covid-19.
Dia marah besar dan mengecam pernyataan itu bertentangan dengan pernyataan dokter yang merawatnya.
Mengenai hal ini, Donald Trump, pada 4 Oktober, dan Dr. Conley, menyalahkan media ketika ditanya tentang pernyataan Meadows yang bertentangan dengan klaimnya, dengan mengatakan; pernyataannya pejabat senior Gedung Putih telah "disalahpahami".
Baca Juga: Benarkah Minuman Bersoda Bikin Haid Jadi Lancar? Ini Kata Dokter
"Dia (Meadows) dan saya bekerja sama. Saya pikir pernyataannya telah disalahartikan," kata Dr. Conley.
"Maksudnya 24 jam yang lalu, ketika saya memeriksa status presiden dengannya," katanya
"Ya demam paling tinggi dan itu membuat kami bertindak segera untuk membawa Presiden Trump ke Pusat Medis Militer Walter Reed," imbuhnya
Untung saja hanya demam sementara.
Dokter Gedung Putih pada 4 Oktober mengatakan, gejala Trump telah membaik dan suhunya telah normal sejak demam tertinggi pada 2 Oktober.(*)
#berantasstunting
#HadapiCorona