Find Us On Social Media :

Selain Obat Corona, Pemerintah Jadikan Terapi Plasma Convalescent Sebagai Pengobatan Covid-19 untuk Pasien Gejala sedang

Terapi plasma convalescent jadi pengobatan Covid-19 di Indonesia

GridHEALTH.id -  Obat corona kabarnya akan segera diedarkan dalam waktu dekat untuk mengobati pasien Covid-19.

Bahkan sesuai dengan permintaan Ikatan Dokter Indonesia (IDI), harga obat corona pun telah dipangkas 50%, dan kini turun dikisarakn dibawah Rp 2 juta.

Baca Juga: IDI Sebut Harga Obat Corona Terlalu Mahal, Kalbe Farma Pangkas Tarif hingga 50 Persen: 'Untuk Mendukung Pemerintah Mengatasi Pandemi Covid-19'

Kendati demikian, pemerintah Indonesia bukan hanya mengembangkan obat anti corona tersebut, namun terapi plasma convalescent juga akan dijadikan sebagai pengobatan Covid-19.

Pemerintah Indonesia memulai uji klinis fase satu terapi plasma convalescent.

Bila berhasil, terapi ini bisa menjadi andalan untuk mengobati Covid-19, sampai obat lainnya ditemukan.

Baca Juga: Vaksinasi Akan Dilakukan Awal November 2020, Inilah 160 Juta Penduduk Indonesia yang dapat Suntikan Vaksin Covid-19

"Kami melaporkan mengenai yang sudah melakukan uji klinik fase satu. Dimana di dalam uji klinik fase satu itu tidak ditemukan efek samping yang serius dari terapi tersebut," ujar Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi, Bambang Soemantri Brodjonegoro, dalam konferensi pers di Kantor Kepresidenan Senin (12/10/2020).

Adapaun kasus kematian dari terapi donor plasma darah dari pasien Covid-19 yang sudah sembuh tersebut diakibatkan penyakit bawaan yang berat bukan karena kegagalan terapi.

"Dan apabila ada kejadian kematian yang terjadi pada pasien yang sedang menjalani uji klinis tersebut, bukan karena kegagalan terapi, tetapi karena memang penyakit bawaan yang sangat berat," kata Bambang, dikutip dari Tribunnews.com.

Baca Juga: 10 Komorbid yang Memperparah Infeksi Covid-19, Bisa Berujung Kematian

Oleh karena itu rekomendasi yang dikeluarkan dalam penggunaan terapi plasma convalescent yakni diberikan kepada pasien Covid-19 kategori sedang.

"Jangan diberikan kepada pasien kategori berat. Jadi lebih early lebih baik. terutama untuk yang sedang," katanya.

Sebagai bagian dari terapi Plasma Convalescent tersebut lembaga Biologi Molekular Eijkman sedang mengerjakan metode pengecekan kadar antibodi spesifik dari Covid-19, yang muncul baik dari donor plasma Covid-19, maupun dari vaksinasi.

"Metode Elisa (Enzyme-linked immunosorbent assay) ini bisa mengukur apakah setelah divaksinasi seseorang itu bisa mengeluarkan antibodi," pungkasnya.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menyatakan bahwa terapi plasma convalescent mampu mengurangi jumlah pasien Covid-19.

Baca Juga: Pakar Epidemiologi UI Kritik Pemerintah yang Datangkan 30 Juta Dosis Vaksin Covid-19; 'Memangnya Ini Efektif dan Aman?'

Metode terapi plasma convalescent merupakan terapi yang menggunakan bagian plasma darah penyintas Covid-19 yang telah sembuh.

Plasma darah tersebut ditransfusikan ke tubuh pasien positif Covid-19.

Golongan darah antara pendonor dan pasien yang akan menerima donor plasma tersebut harus sama.

Baca Juga: Donald Trump Tentang Covid-19 yang Menginfeksinya; Saya Kebal, Bisa Keluar Dari Ruang Bawah Tanah

Saat seseorang terinfeksi virus corona, sistem imun tubuhnya akan mulai memproduksi antibodi, khususnya sel pelindung yang mengenali dan melawan virus corona.

Ketika pasien dinyatakan sembuh, antibodi ini akan tersimpan dengan sendirinya dalam darah. (*)

#hadapicorona