GridHEALTH.id - Setelah 10 hari berjuang melawan virus corona (Covid-19), Presiden Amerika Serikat ( AS) Donald Trump kembali berkampanye pada Senin (12/10/2020) kemarin.
Tepat sebelum kampanye dimulai Trump diberitakan melakukan rapid test dan hasilnya pun dinyataan negatif.
Baca Juga: WHO Tiba-tiba Mengatakan Lock Down Bukan Solusi, Ini Alasannya
Kampanye yang diadakan di Sanford, Florida, AS diketahui merupakan kampanye pertama Trump dari enam kampanye yang direncanakannya pada pekan ini.
Saat tiba diatas panggung Trump melemparkan maskernya ke ribuan pendukung yang berdiri berdekatan dan sebagian besar tanpa memakai masker.
Pada kesempatan itu, Trump berulang kali berbicara mengenai kesembuhannya dari virus corona.
“Saya mengalaminya sekarang. Mereka bilang saya kebal. Saya merasa sangat kuat, "kata Trump kepada pendukungnya dalam sambutannya selama satu jam.
"Saya akan mencium semua orang di antara penonton itu, saya akan mencium pria dan wanita cantik, saya akan memberimu ciuman besar yang gemuk,” lanjut Trump.
Baca Juga: WHO Tiba-tiba Mengatakan Lock Down Bukan Solusi, Ini Alasannya
Baca Juga: 10 Komorbid yang Memperparah Infeksi Covid-19, Bisa Berujung Kematian
Ditilik dari sisi medis, niatan Trump untuk mencium pendukungnya tentu harus dipertimbangkan kembai.
Pasalnya tindakan tersebut sangat berisiko membuatnya kembali terkena infeksi alias infeksi berulang.
Diketahui beberapa waktu belakangan dilaporkan adanya temuan kasus infeksi berulang pasien sembuh Covid-19.
Temuan kasus ini membuat pernyataan tubuh akan kebal Covid-19 setelah terpapar pun terbantahkan.
Disebutkan The Guardian, tubuh manusia rupanya memiliki sistem tertentu yang tidak ramah untuk virus corona masuk untuk keduakalinya.
Setelah sembuh dari infeksi yang pertama, ada banyak sel-sel dalam tubuh yang tidak akan berubah meski virus telah dibasmi oleh sistem imun.
Salah satunya sel yang menjadi tempat virus menempel dan masuk ke dalam organ tubuh. Sel-sel ini tidak mengalami perubahan untuk mencegah terjadinya infeksi di waktu yang akan datang.
Baca Juga: WHO : Tak Etis Bila Herd Immunity Dipakai Menghadapi Virus Corona
Jika pun infeksi kembali terjadi, maka virus akan berumur pendek dan infeksi akan berkurang sebelum penderita mengalami gejala lebih lanjut, sehingga bisa jadi seseorang tidak menyadari sama sekali bahwa dirinya tengah terinfeksi untuk kedua kalinya.
Kondisi ini membuat pasien tersebut berisiko besar menjadi penyebar virus corona.
Di sisi lain, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun tak menampik bahwa pasien sembuh Covid-19, bisa saja terinfeksi virus kembali.
Pimpinan teknis untuk Covid-19 dari WHO, Maria Van Kerkhove, menyampaikan infeksi ulang masih dimungkinkan terjadi, meski seseorang yang telah sembuh dari Covid-19 sudah memiliki antibodi tersendiri di dalam tubuhnya.
Baca Juga: 4 Prioritas Hadapi Lonjakan Kasus Covid-19 Menurut WHO, Bukan Vaksin!
Menurutnya, sebagaimana dikutip dari Fox News, tidak diketahui secara pasti berapa kuat imun tubuh dari virus corona dan berapa lama dia akan bertahan.
Terkait hal itu, Kherkove tetap mengimbau orang-orang tetap mempraktikkan jarak fisik, etika bersin, dan panduan kesehatan lain yang berlaku.
Van Kerkhove memperkirakan, jika seseorang kembali terpapar virus corona untuk yang keduakalinya, maka ada tiga kemungkinan yang mungkin terjadi.
Pertama, muncul gejala yang lebih buruk dari infeksi sebelumnya yang mengarah ke penyakit yang lebih parah.
Namun sejauh ini belum ada bukti yang cukup kuat untuk hipotesis pertama, meski jumlah kasus di seluruh dunia sudah mencapai angka puluhan juta kasus.
Kedua, akan terjadi gejala yang sama seperti infeksi pertama.
Baca Juga: Studi Membuktikan, Minuman Ini Cukup Efektif Turunkan Berat badan
Jika ini yang terjadi, kemungkinan besar tubuh tidak menyimpan memori imunologi yang memadai dari infeksi pertama, sehingga tidak ada cukup pertahanan untuk melindungi diri dari infeksi ulang di masa depan.
Terakhir, ada perbaikan gejala yang mengarah ke keluhan yang lebih ringan atau bahkan tidak ada sama sekali keluhan.
Kemungkinan ketiga bisa terjadi ketika seseorang memiliki sistem kekebalan tubuh yang baik, yang memproduksi antibodi dan respons memori yang bertahan cukup lama.(*)
Baca Juga: Aneka Herbal yang Efektif Bantu Kontrol Gula Darah dan Cegah Komplikasi Diabetes
#berantasstunting
#hadapicorona