"Kemungkinan infeksi ulang dapat memiliki implikasi signifikan bagi pemahaman kita tentang kekebalan terhadap Covid-19."
Karenanya Pandori menegaskan, mereka yang telah pulih harus terus mengikuti pedoman seputar jarak sosial, masker wajah, dan cuci tangan.
Sebelumnya ada asumsi bahwa gelombang kedua infeksi Covid-19 akan lebih ringan, karena tubuh telah belajar melawan virus corona.
Tapi kenyataannya tidak seperi itu.
Baca Juga: Penasaran Kenapa Wanita Suka Bad Mood Jelang Haid? Ternyata Karena Ini
Adapun pada kasus infeksi virus corona hingga dua kali pada seseorang, seperti yang telah dipaparkan di atas, terjadi pada seorang pria asal Nevada, Amerika Serikat.
Masih belum jelas mengapa pasien dari Nevada itu menjadi sakit parah untuk kedua kalinya.
Bisa jadi dirinya telah terpapar pada dosisvirus yang lebih besar.
Masih menjadi suatu kemungkinan kekebalan awal memperburuk infeksi kedua.
Hal ini telah didokumentasikan dengan penyakit seperti demam berdarah, di mana antibodi yang dibuat sebagai respons terhadap satu jenis virus dengue menyebabkan masalah jika terinfeksi oleh jenis lain.
Paul Hunter, dari Universitas East Anglia, mengatakan penelitian itu "sangat memprihatinkan" karena celah waktu yang kecil antara kedua infeksi tersebut, serta tingkat keparahan infeksi kedua.
"Mengingat fakta bahwa hingga saat ini lebih dari 37 juta orang telah terinfeksi, kami berharap akan mendengar lebih banyak insiden jika infeksi ulang yang sangat dini dengan penyakit parah biasa terjadi.
Baca Juga: Ungkap Fakta Kerokan yang Dipercaya Ampuh Atasi Masuk Angin, Benarkah?