GridHEALTH.ID - Seseorang yang sudah sembuh dari Covid-19 sejatinya sudah memiliki kekebalan terhadap infeksi virus corona.
Tapi pada kenyataannya hal itu tidak berlaku secara general.
Baca Juga: Kesalahan saat Hamil Muda Ini Dapat Membahayakan Janin, Salah Satunya Porsi Makan Dua Kali Lipat
Sebab ada juga pasien sembuh Covid-19, kembali tertular dan yang kedua justru lebih parah dari yang pertama.
Para ilmuwan mengatakan pasien itu terjangkit virus corona baru ini sebanyak dua kali.
Infeksi tersebut pun bukan infeksi pertama yang sudah tidak aktif, lalu menjadi aktif dan kemudian berkembang kembali.
Baca Juga: Penyandang Diabetes Berpotensi Tularkan Penyakitnya pada Pasangan
Hal tersebut dipastikan setelah membandingkan kode genetik virus yang diambil selama setiap serangan gejala, yang menunjukkan bahwa kode itu terlalu berbeda.
"Penemuan kami menandakan bahwa infeksi sebelumnya belum tentu melindungi dari infeksi di masa depan," kata Dr Mark Pandori, dari University of Nevada.
Baca Juga: Ibu Hamil Jadi Pelupa Bukan Mitos Belaka, Begini 5 Cara Mengatasi Masalah Kehamilan Satu Ini
"Kemungkinan infeksi ulang dapat memiliki implikasi signifikan bagi pemahaman kita tentang kekebalan terhadap Covid-19."
Karenanya Pandori menegaskan, mereka yang telah pulih harus terus mengikuti pedoman seputar jarak sosial, masker wajah, dan cuci tangan.
Sebelumnya ada asumsi bahwa gelombang kedua infeksi Covid-19 akan lebih ringan, karena tubuh telah belajar melawan virus corona.
Tapi kenyataannya tidak seperi itu.
Baca Juga: Penasaran Kenapa Wanita Suka Bad Mood Jelang Haid? Ternyata Karena Ini
Adapun pada kasus infeksi virus corona hingga dua kali pada seseorang, seperti yang telah dipaparkan di atas, terjadi pada seorang pria asal Nevada, Amerika Serikat.
Masih belum jelas mengapa pasien dari Nevada itu menjadi sakit parah untuk kedua kalinya.
Bisa jadi dirinya telah terpapar pada dosisvirus yang lebih besar.
Masih menjadi suatu kemungkinan kekebalan awal memperburuk infeksi kedua.
Hal ini telah didokumentasikan dengan penyakit seperti demam berdarah, di mana antibodi yang dibuat sebagai respons terhadap satu jenis virus dengue menyebabkan masalah jika terinfeksi oleh jenis lain.
Paul Hunter, dari Universitas East Anglia, mengatakan penelitian itu "sangat memprihatinkan" karena celah waktu yang kecil antara kedua infeksi tersebut, serta tingkat keparahan infeksi kedua.
"Mengingat fakta bahwa hingga saat ini lebih dari 37 juta orang telah terinfeksi, kami berharap akan mendengar lebih banyak insiden jika infeksi ulang yang sangat dini dengan penyakit parah biasa terjadi.
Baca Juga: Ungkap Fakta Kerokan yang Dipercaya Ampuh Atasi Masuk Angin, Benarkah?
"Masih terlalu dini untuk mengatakan dengan pasti apa implikasi dari temuan ini untuk program imunisasi apa pun. Tetapi temuan ini memperkuat poin bahwa kami masih belum cukup tahu tentang tanggapan kekebalan terhadap infeksi ini."
Pada kasus pria asal Nevada ini, gejala-gejala yang ia alami pada kejadian kali kedua berkembang menjadi lebih membahayakan daripada yang pertama.
Pria berusia 25 tahun itu membutuhkan perawatan di rumah sakit setelah ia mengalami kekurangan oksigen akibat fungsi paru-paru yang terganggu.
Baca Juga: Khasiat Air Rendaman Nanas Untuk Cegah Kanker dan 6 Manfaat Lainnya
Untungnya pasien yang dua kali terinfeksi virus corona itu kini sudah pulih.
Memang infeksi ulang jarang terjadi, meski demikian, studi yang diterbitkan di Lancet Infectious Diseases, menimbulkan pertanyaan tentang tingkat kekebalan tubuh terhadap virus.
Tetapi studi di Lancet Infectious Diseases, menimbulkan pertanyaan tentang seberapa besar kekebalan yang dapat dibangun terhadap virus.
Pria dari Nevada itu tidak memiliki masalah kesehatan maupun kekurangan pada kekebalan yang membuatnya sangat rentan terhadap Covid.
Baca Juga: Kunci Sukses Berantas Stunting, Dinantikan Iklan Edukasi SKM Bukanlah Susu dari Pemerintah
Berikut riwayat infeksi Covid-19 yang dialami pria Nevada tersebut;
* 25 Maret - Gejala gelombang pertama, termasuk sakit tenggorokan, batuk, sakit kepala, mual dan diare
* 18 April - Dia dites positif untuk pertama kalinya
* 27 April - Gejala awal sembuh total
Baca Juga: Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Sebut Tes Swab di Puskesmas Gratis, Ini Syaratnya!
* 9 dan 26 Mei - Hasil tesnya negatif dua kali
* 28 Mei - Dia mengalami gejala lagi, kali ini termasuk demam, sakit kepala, pusing, batuk, mual dan diare
* 5 Juni - Tes positif untuk kedua kalinya, dan hipoksia (oksigen darah rendah) dengan sesak napas.(*)
Baca Juga: Virus Corona Belum Reda, China Dilanda Wabah Norovirus yang Belum Ditemukan Obatnya
#berantasstunting
#HadaiCorona
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pria AS Tertular Covid-19 2 Kali, dengan Infeksi Kedua Lebih Parah"