"Masih terlalu dini untuk mengatakan dengan pasti apa implikasi dari temuan ini untuk program imunisasi apa pun. Tetapi temuan ini memperkuat poin bahwa kami masih belum cukup tahu tentang tanggapan kekebalan terhadap infeksi ini."
Pada kasus pria asal Nevada ini, gejala-gejala yang ia alami pada kejadian kali kedua berkembang menjadi lebih membahayakan daripada yang pertama.
Pria berusia 25 tahun itu membutuhkan perawatan di rumah sakit setelah ia mengalami kekurangan oksigen akibat fungsi paru-paru yang terganggu.
Baca Juga: Khasiat Air Rendaman Nanas Untuk Cegah Kanker dan 6 Manfaat Lainnya
Untungnya pasien yang dua kali terinfeksi virus corona itu kini sudah pulih.
Memang infeksi ulang jarang terjadi, meski demikian, studi yang diterbitkan di Lancet Infectious Diseases, menimbulkan pertanyaan tentang tingkat kekebalan tubuh terhadap virus.
Tetapi studi di Lancet Infectious Diseases, menimbulkan pertanyaan tentang seberapa besar kekebalan yang dapat dibangun terhadap virus.
Pria dari Nevada itu tidak memiliki masalah kesehatan maupun kekurangan pada kekebalan yang membuatnya sangat rentan terhadap Covid.
Baca Juga: Kunci Sukses Berantas Stunting, Dinantikan Iklan Edukasi SKM Bukanlah Susu dari Pemerintah
Berikut riwayat infeksi Covid-19 yang dialami pria Nevada tersebut;
* 25 Maret - Gejala gelombang pertama, termasuk sakit tenggorokan, batuk, sakit kepala, mual dan diare
* 18 April - Dia dites positif untuk pertama kalinya
* 27 April - Gejala awal sembuh total
Baca Juga: Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Sebut Tes Swab di Puskesmas Gratis, Ini Syaratnya!