Find Us On Social Media :

Vaksin Covid-19 yang November Besok Rilis di Indonesia Hanya Untuk Kalangan Tertentu

Tidak semua orang bisa mendapatkan vaksin Covid-19 yang akan rilis November besok.

GridHEALTH.id - Tak lama lagi, mungkin hanya dalam hitungan minggu, masyarakat Indonesia sudah bisa mendapatkan vaksin virus corona.

Pemberian vaksin Covid-19 di Indonesia ditargetkan akan dimulai pada November 2020.

Baca Juga: Memilih Diam, Kini Menkes Terawan Terancam Kena Somasi Atas Permenkes Radiologi

Tapi sayang untuk vaksin tahap pertama ini, tidak bisa semua kalangan masyarkat Indonesia mendapatkannya.

Menurut Kementerian Kesehatan, pemberian vaksin Covid-19 tidak bisa dilakukan langsung tuntas sesuai jumlah target kekebalan komunitas, tetapi diberikan sesuai ketersediaan vaksin yang ada.

Baca Juga: Perihal Pengobatan Penyakit Tidak Menular Saat Pandemi, Ini Anjuran Dokter Agar Optimal

Jadi vaksinya memang sangat terbatas.

Kareanya 268.583.016 jiwa masyarakat Indonesia, berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri melalui Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) 2020, tidak semua bisa mendapatkannya.

Hal ini disampaikan oleh Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dr Achmad Yurianto.

Baca Juga: Sedang Haid, Berapa Kali Mengganti Pembalut Agar Vagina Tetap Sehat?

Asal tahu saja, bayi dan anak pun masuk dalam kelompok yang tidak mendapatkan vaksin Covid-19.

Dikutip dari Reuters, Rabu (14/10/2020), Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat mengatakan bahwa vaksin Covid-19 mungkin awalnya tidak direkomendasikan untuk anak-anak.

Anak-anak, yang jarang memiliki gejala virus corona parah, belum diuji untuk vaksin virus corona eksperimental.

Baca Juga: Wajib ke Dokter Gigi Minimal Sekali Agar Ibu Hamil Terhindar dari Berbagai Masalah Kehamilan yang Membahayakan Janin

CDC mengatakan sejauh ini uji klinis awal hanya mencakup orang dewasa yang tidak hamil, mencatat kelompok yang direkomendasikan dapat berubah di masa depan karena uji klinis berkembang untuk merekrut lebih banyak orang.

Mengenai kenapa tidak semua lapisan masyarakat bisa divaksin Covid-19, Yuri menyebutkan, dalam penanggulangan pandemi Covid-19 ini, menginginkan bisa dicapainya kekebalan komunitas atau herd immunity, vaksinasi itu tidak perlu dilaksanakan terhadap 100 persen orang.

Baca Juga: Cara Alami Tingkatkan Produksi Kolagen Tanpa Harus ke Klinik Kecantikan, Nomor 5 Bau Tapi Menjanjikan

Jadi vaksinasi cukup di kisaran antara 70 persen saja dari populasi yang ada.

"Nah, dasar inilah yang kemudian kita pakai bahwa perhitungan kita hanya mencapai di herd immunity. Artinya, sekitar 160 juta orang (yang perlu divaksin)," kata Yuri dalam press briefing "Update Kesiapan Vaksin Covid-19 di Indonesia", Senin (19/10/2020).

Baca Juga: Benarkah Diabetes Bisa Sebabkan Rambut Rontok? Lihat Ini Faktanya

Selain hal itu, asal tahu saja, kebutuhan vaksin di Indonesia mencapai dua kali 160 juta, yaitu 320 juta vaksin.

Sementara ketersediaan vaksin untuk November-Desember 2020 hanya sekitar 9,1 juta.

Maka dari itu, kata Yuri, pemberian vaksin akan dilakukan dengan mekanisme urutan menyesuaikan ketersediaan vaksin yang ada, sampai nanti bisa tercapai jumlah 320 juta.

Baca Juga: Cara Alami Tingkatkan Produksi Kolagen Tanpa Harus ke Klinik Kecantikan, Nomor 5 Bau Tapi Menjanjikan

Adapun mereka yang akan mendapatkan suntikan vaksin Covid-19 difase pertama November 2020 ini, harus memenuhi persyaratan khusus berikutt ini;

Dirinya harus seorang nakes(Tenaga Kesehatan)

"Karena merekalah yang lebih berisiko dan akan sangat berisiko untuk tertular dan menjadi sakit oleh Covid-19," papar Yuri yang juga mengatakan, hal yang sama disepakati oleh ahli dan pemerntah dunia lainnya.

Adapun nakes yang akan diberikan vaksin pertama kali adalah;

* Pertama, tenaga kesehatan yang ada di rumah sakit rujukan, yang melayani pasien terinfeksi Covid-19.

Baca Juga: Vaksin Covid-19 Berpotensi Mengubah DNA Manusia, WHO Akhirnya Angkat Bicara

* Kedua, petugas kesehatan yang ada di laboratorium dan melakukan pemeriksaan spesimen Covid-19.

* Ketiga, adalah tenaga kesehatan yang melakukan kontak tracing untuk mencari kasus-kasus yang baru.

Kelompok nakes di atas dalam perhitungan pemerintah jumlahnya mencapai sekitar 2 juta orang.

Dirinya harus seorang petugas pelayanan publik (public services)

Baca Juga: Gubernur Banten Geram, Penyaluran Bantuan Presiden di Tangerang Abaikan Protokol Kesehatan

Dalam kategori kelompok pelayanan publik ini, Yuri menyebutkan, diutamakan kepada mereka yang tugasnya melakukan penegakan yustisi kepatuhan protokol kesehatan.

"Mereka memiliki risiko yang besar di antaranya (seperti) Satpol PP, Polri, TNI, yang bersama-sama menegakkan operasi yustisi penegakan kepatuhan pelaksanaan protokol kesehatan," jelas Yuri.

Kelompok pelayanan publik lainnya, termasuk pegawai yang memberikan layanan pengguna jasa bandara, stasiun, pelabuhan, dan beberapa kelompok pekerjaan yang lain yang berisiko terhadap infeksi kasus Covid-19.

Baca Juga: Sukses Kalahkan Pandemi Covid-19, Gelombang ke-2 Datang Ceko Kelimpungan, Masker Sudah Ditinggalkan

Usia penerima vaksin dalam rentang 18-59 tahun

Dari tiga produk vaksin corona yang dibeli Pemerintah Indonesia, untuk produk vaksin Sinovac dan CanSino, kedua pemberian vaksin ini hanya dilakukan pada kelompok dalam rentang usia 18-59 tahun.

"Maka, kelompok inilah yang akan kita vaksin, dan uji klinisnya juga disebutkan, di kelompok itu (usia 18-29 tahun) tidak boleh ada yang berpenyakit komorbid berat," jelas Yuri.

Baca Juga: Banyak yang Salah Kaprah Prihal Physical Distancing, Ini yang Benar Menurut Prof Wiku

Mengenai pemberian vaksin ini, satu hal yang harus kita perhatikan dan patuhi.

Yuri mengatakan orang yang sudah disuntik vaksin tetap bisa tertular virus corona (penyebab Covid-19).

Vaksin tidak membuat seseorang benar-benar kebal.

Yurianto mengatakan vaksin sekadar membuat tubuh jadi lebih kuat dan tidak mengalami gejala berat ketika terinfeksi virus corona.

"Vaksin ditujukan memberikan kekebalan agar saat kita terpapar virusnya tidak jadi sakit. Tapi tidak membebaskan kita dari penularan. Jadi harus dipahami, sekalipun sudah divaksin, menjaga terpapar dengan menggunakan masker perlu dilaksanakan," kata Yur.(*)

Baca Juga: Studi; Risiko Penyebaran Covid-19 di Pesawat Rendah Bila Semua Penumpang Memakai Masker

#berantasstunting

#HadapiCorona

Sebagian Artikel ini telah tayang di GridHEALTH.id, dengan judul; "Bukan untuk Seluruh Masyarakat, Bayi dan Anak-anak Tak Akan Dapatkan Vaksin Covid-19", dan "Kemenkes : Sudah Divaksin Tak Ada Jaminan Bisa Terbebas Covid-19", Juga sudah tayang di Kompas.com dengan judul "Ketersediaan Vaksin Lebih Sedikit dari Jumlah Target, Siapa Lebih Dulu Diberikan?")