Find Us On Social Media :

Berkah Covid-19, Baru 14 Tahun Remaja Ini Dihadiahi Rp 366 Juta Usai Ikut Meneliti Covid-19

Gadis remaja dari Texas, Amerika Serikat, meraih penghargaan 3M Young Scientist Challenge 2020 dan hadiah US$ 25.000 dolar AS (Rp 366 juta) karena ikut meneliti virus corona (Covid-19).

GridHEALTH.id - Pandemi virus corona (Covid-19) telah mewabah hampir ke seluruh dunia.

Menurut data terbaru Worldometers, hingga Rabu (21/10/2020) pagi, tercatat kasus positif Covid-19 sudah mencapai 41,029,422 orang.

Dimana dari jumlah tersebut, 1,129,520 orang meninggal dunia dan 30,624,411 orang sudah dinyatakan sembuh.

Meski demikian, rupanya pandemi Covid-19 ini membawa berkah tersendiri bagi seorang gadis remaja di Amerika Serikat.

Bagaimana tidak, disaat yang lain kesulitan mencari pendapatan di masa pandemi, gadis tersebut justru ketiban rezeki.

Baca Juga: Bukan Minum Banyak yang Membuat Ginjal Sehat, yang Ada Malah Rusak

Baca Juga: Takut Ada Klaster Baru Covid-19 dari Libur Panjang Akhir Pekan, Epidemiolog: 'Ujian Berikutnya untuk Kita'

Hadiah tersebut merupakan buah kerja kerasnya dalam meneliti pengobatan untuk Covid-19.

Diberikan Xinhua pada Selasa (20/10/2020), remaja itu adalah Anika Chebrolu (14).

Gadis remaja dari Texas, Amerika Serikat, meraih penghargaan 3M Young Scientist Challenge 2020 dan hadiah US$ 25.000 dolar AS (Rp 366 juta).

Baca Juga: Ilmuwan Filipina Mengklaim Minyak Kelapa Murni Dapat Menghancurkan Virus Corona

Hasil penelitian Anika disebut dapat memberikan terapi potensial bagi penyakit Covid-19.

Penelitian Anika menggunakan metodologi in-silico untuk menemukan molekul timbal yang secara selektif dapat mengikat protein lonjakan virus Covid-19.

Baca Juga: Jika Tak Diungkap Olehnya, Tak ada yang Tahu Penyanyi Cantik Bertalenta Ini Sejak Remaja Idap Penyakit Mematikan Paling Ditakuti Perempuan

Anika menuturkan, dirinya terinspirasi menemukan obat yang berpotensi menyembuhkan virus, setelah mengetahui tentang pandemi flu 1918 dan mengetahui jumlah orang yang meninggal setiap tahun di AS, meskipun ada vaksinasi tahunan dan obat anti-influenza di pasaran.

Dia mengatakan, tujuan berikutnya adalah berkolaborasi dengan para ilmuwan dan peneliti yang berjuang untuk mengendalikan morbiditas dan mortalitas pandemi Covid-19, dengan mengembangkan temuannya menjadi obat yang sebenarnya untuk virus tersebut.

Baca Juga: Memilih Diam, Kini Menkes Terawan Terancam Kena Somasi Atas Permenkes Radiologi

"Upaya saya untuk menemukan senyawa timbal guna mengikat protein lonjakan virus SARS-CoV-2 musim panas ini mungkin tampak seperti setetes air di lautan, tetapi bisa melengkapi semua upaya ini," katanya, seperti dikutip CNN pada Senin (19/10/2020).

"Bagaimana saya lebih jauh mengembangkan molekul ini dengan bantuan ahli virus dan spesialis pengembangan obat akan menentukan keberhasilan upaya ini," tuturnya.(*)

Baca Juga: Benarkah Diabetes Bisa Sebabkan Rambut Rontok? Lihat Ini Faktanya

 #berantasstunting #hadapicorona