GridHEALTH.id - Osteoporosis rupanya merupakan salah satu penyakit tulang yang kerap kali menimpa wanita.
Sekitar 90% wanita rentan terpapar osteoporosis atau pengeroposan tulang.
Umumnya, wanita akan mengalami osteoporosis di usia 40 tahun dengan tanda akan kehilangan kepadatan tulang sekitar 0,5% dan akan bertambah seiring bertambanhnya usia.
Namun tak hanya wanita saja, ibu hamil dan menyusui rupanya juga rentan terkena penyakit tersebut.
Baca Juga: Ramai Gejala Long Covid, Dokter Sebutkan Efek Jangka Panjang pada Pasien Sembuh dari Covid-19
Prof. Dr. dr Saptawati Bardosono, MSc, Pakar Gizi Medik FKUI-RSCM menerangkan bagaimana osteoporosis bisa terjadi pada ibu hamil dan ibu menyusui.
"Ibu hamil mempumyai tanggung untuk menunjang perkembangan dan pertumbuhan dari janinnya."
"Bayangkan saja, janin itu dimulai dari berat kurang dari 1 gram, kecil sekali. Dalam waktu 9 bulan, dia (janin) akan tumbuh pesat, sampai nanti keluar (lahir) sekitar 3.000 gram. Jadi peningkatan pertumbuhannya itu 3.000 kali dan banyak terdapat pada tulangnya," ungkapnya dalam virtual media briefing, Kamis (22/10/2020).
Wanita yang akrab disapa Prof. Tati ini menjelaskan bahwa asupan kalsium yang dikonsumsi ibu hamil dari makanan ataupun suplemen juga berpengaruh terhadap pertumbuhan tulang janin.
Baca Juga: Dihadiahi Rp 366 Juta, Remaja 14 Tahun Ini Temukan Terapi Penyembuhan Pasien Covid-19
"Kalau ibunya tidak mendapat asupan kalsium dari makanan atau suplemen dikhawatirkan si ibu dapat mengalami osteoprenia dan osteoporosis sejak dini. Sementara dia berkorban untuk janinnya," jelasnya.
Melansir laman Kid's Health, anak kecil dan bayi membutuhkan kalsium dan vitamin D untuk mencegah penyakit yang disebut rakhitis.
Rakhitis dapat melunakkan tulang dan menyebabkan kaki bengkok, pertumbuhan terhambat (stunting), dan terkadang otot sakit atau lemah.
Prof. Tati menyebut jika bayi terlahir dengan kekurangan kalsium dan vitamin D dapat menyebabkan stunting atau pertumbuhan kurang dari anak-anak sebayanya.
"Kalau korbannya itu tidak juga bisa memenuhi, maka janinnya itu tidak akan tumbuh dnegan optimal. Nantinya setelah bayi ini dilahirkan sampai dewasa, nanti dia potensi pertumbuhan tulangnya itu selalu di bawah dibandingkan bayi-bayi dari ibu yang berkecupuan kalsium selama hamil," ujarnya.
Baca Juga: Sering Pakai High Heels dan Ajari Anaknya Berjalan, Raisa Akui Makin Fokus pada Kesehatan Tulang
Selain bagus untuk pembentukan tulang, kalsium dan vitamin Djuga membantu pertumbuhan gigi anak dan memperkuatnya.
Sementar itu, untuk menghindari osteoporosis pada ibu hamil dan ibu menyusui, sebelum hamil sebaiknya calon ibu benar-benar menjaga kesehatan tulangnya.
Antara lain dengan "menabung" kalsium agar tulang senantiasa sehat dan kuat.
Pastikan agar kebutuhan kalsium, nutrisi pembentuk tulang, dapat tercukupi.
Untuk wanita berusia 19-29 tahun, kebutuhan kalsium per hari adalah 1.100 mg.
Sementara, wanita berusia 30 tahun ke atas membutuhkan kalsium sekitar 1.000 mg per hari.
Baca Juga: Terapi Insulin Untuk Penyandang Diabetes Bisa Munculkan Efek Samping
Kebutuhan kalsium akan meningkat semasa hamil, mencapai 1.200-1.300 mg per hari.
Kebutuhan kalsium tersebut dapat dipenuhi dengan mengonsumsi makanan tinggi kalsium seperti susu dan produk olahannya, sayuran berdaun hijau, seafood, dan makanan yang diperkaya kalsium.
Bila perlu, konsumsi suplemen tambahan seperti CDR yang mengandung kalsium 250 mg, CDR juga mengandung nutrisi lain yang membantu menyehatkan tulang, yaitu vitamin C, vitamin D, dan vitamin B6. (*)
Baca Juga: Bioskop Mulai Dibuka, Penonton Wajib Keluar Ruangan Tiap 30 Menit Sekali, Benarkah?
#berantasstunting #hadapicorona