Find Us On Social Media :

Terasi Seperti Ini Jangan Dipilih, Membunuh Secara Perlahan dengan Memunculkan Penyakit Mengerikan

Jangan salah pilih terasi.

GridHEALTH.id - Jangan salah memilih terasi. Terasi yang memikat biasanya harus diragukan.

Bukanya apa-apa, terasi yang bisa membuat sambal terasa nikmat, banyak yang tidak layak konsumsi.

Baca Juga: Diperkirakan Ada 1 Juta Kasus Covid-19 Dua Bulan Lagi, Benarkah Puncak Corona Terjadi pada Desember 2020?

Perlahan tapi pasti bisa membuat yang megonsumsinya menderita penyakit mengerikan dan mematikan.

Jadi pilihlah terasi yang berkualitas baik.

Salah satu cirinya beraroma segar.

Kalau terasi udang, aroma udangnya juga harus terasa.

Baca Juga: Masalah Kesehata Mi Basah Bukan Saja Borak dan Formalin, Seperti Pabrik yang Digerebek Polisi di Cianjur

Dari sudut penampilan, warnanya terlihat alami, agak kusam dan tidak warna merah cerah.

Warna terasi yang terlalu cerah bisa menandakan terasi yang berbahaya.

Jika digunakan untuk memasak, warna masakan pun terkadang menjadi tidak cerah atau kusam.

Penting dalam memilih terasi, terasi harus kering, tidak basah.

Baca Juga: Adakan Razia Rapid Test, 50 Wisatawan di Puncak Reaktif Covid-19 Diminta Pulang ke Rumah

Terasi yang basah akan mudah tercemar jamur dan aman untuk dimakan.

Nah, harus diketahui di pasaran banyak beredar terasi berbahaya. 

Ciri Terasi Berbahaya

2017 lau, Kepala UPT Pasar Sungailiat, Ahmad Suherman menemukan peredaran terasi berbahaya di pasar-pasar tradisional.

Baca Juga: Puluhan Warga Korea Selatan Meninggal, Pemerintah Singapura Hentikan Penggunaan Vaksin Ini

Seperti terasi yang mengandung zat pewarna berbahaya Rhodamin B yang mereka temukan dari hasil pemeriksaan sampel, Selasa (29/8/2017) di UPT Pasar Sungailiat.

Ternyata, terasi tersebut mengandung zat pewarna berbahaya Rhodamin B.

Pedagang menambahkan zat pewarna ini supaya tampilan terasi lebih menarik, merah merona dan terlihat segar.

Baca Juga: Tembus Pedalaman Papua, Pasukan Elit TNI Hadapi Penyakit Mematikan

Padahal seperti kita ketahui, Rhodamin B merupakan pewarna pakaian yang berbahaya sekali kalau sampai termakan dan tertelan. 

Melansir profetik.farmasi.ugm.ac.id (28 April 2013), Rhodamin B adalah zat warna sintetis berbentuk serbuk kristal berwarna kehijauan, berwarna merah keunguan dalam bentuk terlarut pada konsentrasi tinggi dan berwarna merah terang pada konsentrasi rendah.

Baca Juga: 3 Bahan Alami Ampuh Untuk Atasi Masalah Bau Kaki, Gampang Dibuat Sendiri di Rumah

Pemerintah telah melarang penggunaan rhodamin B untuk makanan dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 239/ Menkes/ Per/ V/ 1985 tentang zat warna tertentu yang dinyatakan sebagai bahan berbahaya.

Pelarangan tersebut tentunya berkaitan dengan dampaknya yang merugikan kesehatan manusia.

Rhodamin B dapat membahayakan kesehatan manusia.

Baca Juga: Meski Angka Positif Covid-19 Tinggi di Negaranya, Duterte Masih Enggan Bicarakan Soal Vaksin, 'Kami Tidak Akan Mengemis'Jika dikonsumsi berulang-ulang rhodamin B dapat menimbulkan efek toksik akumulatif yang tidak langsung muncul.

Efek toksik baru terlihat beberapa tahun kemudian.

Rodhamin B ini sangat berbahaya, karena sebagian besar konsumen tidak mengetahui adanya Rhodamin B dalam makanan yang mereka konsumsi.

Parahnya lagi mereka tidak mengetahui bahwa tubuh mereka telah dirusak perlahan-lahan oleh zat berbahaya ini.

Baca Juga: Imbas Libur Panjang, Epidemiologi Prediksikan Bakal Ada 1 Juta Kasus Postif Covid-19 pada Desember 2020

Rhodamin B dapat menyebabkan iritasi saluran pernafasan, iritasi kulit, iritasi pada mata, iritasi pada saluran pencernaan, keracunan, gangguan hati/liver, dan yang paling serius adalah kanker hati.

Belakangan juga terungkap bahwa Rhodamin B dapat memengaruhi fungsi otak termasuk gangguan perilaku pada anak sekolah.

Gangguan perilaku tersebut meliputi: gangguan tidur, gangguan konsentrasi, gangguan emosi, hiperaktif dan memperberat gejala pada penderita autism.

Baca Juga: Plt Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit KemenKes; Suspek Covid-19 Bertambah Merupakan Kondisi yang Baik

Nah, terasi yang menggunakan Rhodamin B, tekstur terasi tersebut kasar, pewarna merahnya tidak merata, berwarna merah mencolok, dan keras.

"Kalau dari udang kan lembut tidak keras seperti ini. Ini ada sisik-sisik ikan di produk terasinya. Diragukanlah dia menggunakan bahan udang. Produknya juga menggunakan zat pewarna. Kalau aslinya mungkin berwarna hitam, pucat tapi karena ini pakai zat pewarna menjadi merah, warnanya biar menarik," ungkap Suherman kepada bangkapos.com.

Baca Juga: Vaksin Covid-19 Belum Aman, BPOM Tegas Tidak Akan Berikan Izin Edar

Sedangkan produk terasi yang sudah lama tidak terjual, berwarna cokelat dimana zat pewarnanya sudah pudar dan terasinya mengeras.(*)

#berantasstunting

#HadapiCorona

Sebagian artikel ini telah tayang di bangkapos.com dengan judul BREAKING NEWS: Kenali Terasi Mengandung Pewarna Pakaian, Inilah Ciri-cirinya