Find Us On Social Media :

WHO Merencanakan Skema Asuransi Vaksin Covid-19 Untuk Negara Miskin

Dengan asuransi yang direncanakan WHO, pemerintah dari 92 negara miskin dapat membayar tagihan bila ada klaim akibat efek samping vaksin Covid-19.

Sementara efek samping jarang terjadi dari vaksin yang telah menerima persetujuan peraturan, ada kekhawatiran publik yang meningkat tentang suntikan Covid-19 mengingat rekor kecepatan pengembangannya, dimana hal ini menimbulkan pro kontra risiko yang bakal muncul.

 

Belum ada vaksin Covid-19 yang disetujui secara internasional, tetapi WHO memperkirakan yang pertama bisa siap pada Desember 2020,  hampir setahun setelah virus pertama kali muncul di China. Biasanya dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk mengembangkan vaksin.

Di bawah skema kompensasi, negara-negara yang menggunakan vaksin COVAX akan memberi ganti rugi kepada pembuat obat setidaknya hingga Juli 2022.

COVAX mengatakan pembuat vaksin enggan menyediakan vaksin untuk didistribusikan di negara-negara yang tidak menawarkan perlindungan dan tanggungjawab kepada pasien.

Alih-alih asuransi, yang dalam keadaan normal menanggung biaya-biaya ini, kemungkinan kompensasi bagi korban efek samping akan dibayarkan melalui mekanisme baru yang dirancang oleh COVAX.

Skema no-fault akan membayar sejumlah uang berdasarkan tingkat keparahan kerugian bagi korban dari efek samping yang dapat dikaitkan dengan pemberian vaksin Covid-19, kata COVAX.

Mekanismenya akan didanai dengan pungutan atas vaksin yang didistribusikan ke negara-negara miskin dan dari sumber lain yang memungkinkan termasuk kontribusi dari pembuat vaksin. Namun, tidak jelas siapa yang akan diminta untuk membayar retribusi tersebut.

Baca Juga: Kram Kaki Sering Terjadi di Malam Hari, Waspadai Disfungsi Saraf

Baca Juga: Cara Kerja Pil Kontrasepsi Darurat, Efektif Bila Ovulasi Belum Terjadi

Skema ini dapat menghalangi calon korban untuk pergi ke pengadilan untuk mencari kompensasi, yang akan menghasilkan prosedur yang panjang dan kemungkinan biaya pertanggungjawaban yang jauh lebih tinggi. (*)

#bijakGGL #hadapicorona