GridHEALTH.id - Peringatan bagi mereka penikmat makanan berlemak khususnya makanan cepat saji seperti burger dan kentang goreng.
Pasalnya hanya dengan satu porsi makanan berlemak tersebut bisa memicu perubahan metabolisme dan terjadinya resistensi insulin.
Kondisi ini membuat risiko terkena penyakit liver dan diabetes semakin besar.
Para ilmuwan memperingatkan bahwa mengonsumsi satu kali makanan kaya lemak itu dapat mengurangi sensitivitas insulin dan segera menaikkan lemak darah yang berhubungan dengan penyakit jantung.
Tubuh yang sehat dan fit dapat memulihkan diri setelah makan burger, ayang goreng atau pizza itu.
Kerusakan permanen tampaknya terjadi ketika kesenangan makan makanan berlemak ini dilakukan berulang kali.
Hal itu dibuktikan dalam sebuah penelitian.
Baca Juga: Sering Kentut Sebelum Haid Datang, Fluktuasi Hormon Jadi Penyebabnya
Baca Juga: Diabetes Neuropati, Bisakah Disembuhkan? Ini Dia Cara Mengelolanya
Para periset di German Diabetes Center di Dusseldorf memberi pria sehat usia 20 sampai 40 tahun minuman minyak sawit rasa vanila atau air putih.
Minuman minyak sawit itu mengandung lemak jenuh setara dengan delapan potong pizza pepperoni atau burger keju regular dengan kentang goreng porsi besar.
Uji-uji tersebut membuktikan mengonsumsi minyak sawit menghasilkan peningkatan segera akumulasi lemak dan mengurangi sensitivitas insulin, hormon vital yang mengatur gula darah.
Hal itu pun meningkatkan kadar trigliserida, jenis lemak yang berhubungan dengan penyakit jantung, mengubah fungsi lever dan menyebabkan perubahan aktivitas gen yang berhubungan dengan penyakit perlemakan hati.
Sekali santap makanan berlemak akan cukup mendatangkan resistensi insulin sementara dan merusak metabolisme hati.
Demikian tulis tim peneliti itu di Journal of Clinical Investigation.
Baca Juga: Dibalik Rasa Pahit Pare Tersimpan 6 Khasiat Kesehatan yang Sungguh Dahsyat, Mau Coba?
"Kami menduga orang-orang yang sehat mampu mengompensasi dengan cukup kelebihan asupan asam lemak jenuh. Tetapi paparan berulang dan terus menerus asam lemak tak sehat itu bakal menyebabkan resistensi insulin kronis, serta penyakit perlemakan hati non alkohol (NAFLD atau non-alchoholic fatty liver disease)," tulis tim peneliti tersebut.
Minyak sawit ditemukan mengurangi sensitivitas insulin sampai 25 % di seluruh tubuh.
Baca Juga: Terpilih Jadi Presiden AS, Joe Biden Optimis Perbaiki Penanganan Covid-19 hingga Bentuk Satuan Tugas
Sementara mekanisme yang mendatangkan gula dari makanan non karbohidrat menjadi 70 % lebih aktif.
Kadar glukagon, hormon yang menghentikan gula darah turun pun meningkat.
Baca Juga: Masker Jeruk Nipis, Cara Efektif Hilangkan Jerawat dan Bekasnya
Efek serupa pun terlihat pada tikus-tikus yang diberi minyak sawit yang sama.
Emily Burns, manajer komunikasi riset di Diabetes UK merekomendasikan kita untuk mengikuti pola makan seimbang sementara riset selanjutnya dilaksanakan.
Baca Juga: Wajib Batasi Konsumsi Gula, Garam, Lemak saat Pandemi Covid-19, Apa Hubungannya?
"Kami tahu bahwa makan terlalu banyak lemak jenuh mungkin berhubungan dengan resistensi insulin dan studi ini memberi kita wawasan apa yang sebenarnya terjadi di dalam tubuh kita," katanya.
"Studi ini menyimpulkan bahwa lemak memiliki dampak terhadap hati dan kita perlu hati-hati mengartikan hasil studi ini. Riset ini tidak melibatkan wanita dan tidak membandingkan efek lemak jenuh dengan makanan lain seperti protein atau lemak tak jenuh," tambahnya.(*)
Baca Juga: Kurma Sebagai Pengganti Gula Saat Membuat Kue Plus Resep Bola Kurma
#berantasstunting #bijakGGL #hadapicorona
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Satu Porsi Cheeseburger Saja Cukup Memicu Resistensi Insulin