Find Us On Social Media :

Menyelamatkan 80 Juta Anak Indonesia Lebih Utama Daripada Mendengarkan Ajakan yang Tidak Ada Relevansinya

Jangan gadaikan kesehatan anak dan pemenuhan gizinya dengan isu yang tidak relevan.

Bayangkan saja, menurut Dr. dr. Tubagus Rachmat Sentika Hasan, Sp.A, MARS, saat diwawancara (3 November 2020), Selama pandemi sekarang ini posyandu hanya 19,2% yang buka.

Karena kondisi ini, “Dikhawatirkan pemantauan tumbuh kembang anak di posyandu, mulai dari gizi buruk, gizi kurang, stunting, imunisasi, pemberian makan tambahan, terganggu,” tegasnya, yang juga megatakan Imunisasi juga baru 37,2%.

Hal senada diutaraan Lenny N Rosalina,  Deputi Tumbuh Kembang Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, saat diwawancara (5 November 2020).

Baca Juga: 5 Herbal yang Aman Dikonsumsi, Juga Berkhasiat Menjaga Daya Tahan Tubuh dan Terhindar Covid-19

Menurutnya, Data dari TP2AK (Tim Percepatan Pencegahan Anak Kerdil) Setwapres; layanan Posyandu di Februari 2020 (sebelum pandemi Covid-19) 63%, Juli 2020 (saat pandemi Covid-19) hanya 3%.

Padahal, lanjut Lenny, Indonesia ingin menurunkan angka stunting saat ini hingga separuhnya pada 2024.

Menurut Data Survei Status Gizi Balita Indonesia 2019, Indonesia memilki anak stunting sebanyak 27,7%.

Nah, jika targetnya harus diturunkan setengahnya, maka pada 2024 harus mencapai 14%.

Baca Juga: Gula Garam dan Lemak Bukan Untuk Dijauhi, Tapi Bijak Mengonsumsinya, Ini Alasannya

Untuk mencapai target tersebut bukan perkara mudah.

Tapi bisa dilakukan dan dicapai, jika semua pihak bangsa Indonesia bahi membahu memberikan perhatian kepada masalah gizi dan kesehatan anak Indonesia.

Salah satu upaya yang dilakukan di masa pandemi Covid-19, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak mengkordinasikan dunia usaha yang ada dalam asosiasi perusahaan sahabat anak indonesi (APSAI), jumlahnya ada 122 perusahaan, untuk bahu membahu memberikan pemenuhan kebutuhan spesifik terhadap kebutuhan perempuan dan anak. Berbeda dengan bantuan yang dikordinir Kemensos.

Baca Juga: Tiba di Indonesia, Epidemiolog: Jika Sesuai Protokol Kesehatan, Semestinya Habib Rizieq Dibawa ke Wisma Atlet