Find Us On Social Media :

Menyelamatkan 80 Juta Anak Indonesia Lebih Utama Daripada Mendengarkan Ajakan yang Tidak Ada Relevansinya

Jangan gadaikan kesehatan anak dan pemenuhan gizinya dengan isu yang tidak relevan.

Bayangkan apa jadinya jika ada yang membawa-bawa isu yang dikaitkan dengan kesehatan dan gizi anak. Bisa kacau jadinya.

“Jika ini dibiarkan, masalah gizi tidak bisa beres, karena mereka menyumbang anak indonesia menjadi stunting,” tegasnya.

Ingat, seringkali informasi sesat itu membuai dengan berbagai macam cara demi keuntungan pribadi.

Baca Juga: Belum Lagi Dilantik Jadi Presiden, Joe Biden Beri Kabar Baik, Vaksin Buatan Pfizer Efektif Cegah Covid-19 Hingga 90 Persen

“Mereka bisa saja mengangkat masalah gizi dikaitakan dengan hal yang tidak relevan tapi mengena, apalagi jika membawa isu sensitif,” jelas kak Seto yang juga mengatakan, pemerintah harus tegas menetralisasi dengan isu dan informasi boikot-boikot yang ada di sosial media, khususnya yang dikaitkan dengan masalah kesehatan dan gizi.

Jangan sampai, pesan Kak Seto, masalah kesehatan anak dicampuri dengan masalah politik, sentimen rasial, dan sebagainya, itu sangat merugikan kesehatan dan perkembangan jiwa anak-anak kita.

“Untuk itu kuncinya ada di pemerintah, Kemenkes, Kemeneg PPA, Kominfo, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, juga lembaga-lembaga lain; KPI, KPA, juga media, harus aktif memberikan edukasi yang baik pada masyarakat dan menangkal informasi-informasi tidak nyambung seperti itu.”

Baca Juga: Kepulangan Habib Rizieq Disambut Meriah hingga Macet Parah, Wagub DKI Khawatirkan Klaster Baru Covid-19

Hal senada diingatkan oleh dr. Rachmat Sentika, “Sebaiknya jangan bikin masalah, sekarang sudah banyak masalah kesehatan, ditambah lagi pandemi. Masalah kesehatan lebih penting, jangan dicampur dan dibawa-bawa juga dikaitakan dengan yang lainnya, supaya gangguan gizi bisa terselesaikan dengan baik dan cepat.”

Baca Juga: Studi : Covid-19 Dapat Menyebabkan Otak Menua Hingga 10 Tahun