GridHEALTH.id – Minyak wangi alias parfum bisa digunaan oleh banyak orang untuk membuat tubuh wangi dan percaya diri.
Di pasaran banyak jenis dan beraneka ragam harga parfum.
Baca Juga: 1 Manfaat Hakiki Menggunakan Masker, Tapi Tak Banyak yang Mengetahuinya
Wangi parfum pun beraneka ragam dan jenis, sampai-sampai ada nama wangi yang asing di telinga, tapi nyatanya ada di minyak wangi. Contoh, malaikat subuh, spicy, oceanic, danlainnya.
Tapi bukan prihal jenis dan nama wanginya yang akan dibahas di sini.
Sebab nama wangi, jenis wewangian minyak wangi itu bukan masalah.
Baca Juga: Baik untuk Tumbuh Kembang Janin, Kenali Perbedaan Garam Beryodium dengan Garam Lainnya
Justru yang bermasalah bagi pengguna minyak wangi adalah zat pencampurnya.
Untuk diketahui, kebanyakan parfum memakai alkohol sebagai salah satu bahan bakunya.
Baca Juga: Cara Tepat Membuang Pembalut Haid Agar Tak Mencemari Lingkungan
Namun, kelebihan memakai pelarut dalam parfum atau alkohol ternyata berbahaya bagi penggunanya.
Apalagi bila minyak wangi menggunakan pelarut jenis methanol.
Asal tahu saja, zat satu ini diharamkan oleh medis digunakan pada manusia secara langsung, apalagi untu minyak wangi alias parfum.
Penggunaan methanol untuk minyak wangi, tidak dianjurkan penggunaannya sebagai pelarut dalam produk parfum, dan dilarang dalam peraturan kosmetika.
Sebab methanol sangat berbahaya bagi kesehatan manusia.
“Gejala keracunan methanol adalah kebutaan karena metanol menyerang syaraf penglihatan, juga dapat memicu kanker,” kata Kepala Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Aceh, Dra Sjamsuliani Apt MM menjawab pertanyaan Serambi, Senin (11/1).
Menurutnya, para pelaku usaha parfum retail menggunakan alkohol untuk mengencerkan atau melarutkan biang atau bibit parfum.
Baca Juga: Belasan Jemaah Umrah asal Indonesia Positif Covid-19, Pemerintah Langsung Lakukan Isolasi
Jika yang digunakan adalah pelarut methanol sebenarnya, maka sangat bahaya, apalagi parfum dalam bentuk spray yang dikhawatirkan langsung kontak dengan mata.
“Methanol sama sekali tidak boleh digunakan, kalau mau mencampur, campur dengan pelarut etanol. Etanol pun bisa digunakan hanya lima persen,” papar Sjamsuliani.
Baca Juga: Apakah Makan Terlalu Banyak Gula Menyebabkan Diabetes? Ini Faktanya
Menurutnya, mengapa banyak pelaku yang menggunakan pelarut methanol, karena harganya lebih murah daripada pelarut jenis lainnya.
Masih menurut Sjamsuliani, penggunaan parfum yang mengandung pelarut berbahaya bisa dites oleh konsumen sebelum membeli.
Baca Juga: 3 dari 10 Penduduk Indonesia Mengonsumsi Gula Garam Lemak Berlebih Setiap Hari, Jakarta Separuhnya
“Apabila sudah dioles dalam setengah jam kemudian terasa panas dan gatal, berarti produk minyak wangi tersebut jangan dibeli. Paling pasnya dalam memilih parfum sebaiknya tes atau mencoba di kulit yang sensitif, misalnya di belakang telinga,” paparnya.
Kepala BBPOM Aceh, Dra Sjamsuliani menambahkan pihaknya sudah mendata para pebisnis retail parfum di Banda Aceh. Data sementara ada 32 pebisnis.
Baca Juga: Sering Dialami Ibu Hamil, Akankah Kesemutan Sebabkan Masalah Kehamilan Serius?
“Nanti kita data lagi dan akan kita panggil untuk kita bina dan kita sosialisasikan, bagaimana menjual parfum dengan campuran yang dibolehkan, dan kita beri pembelajaran juga, apa akibat dari penyalahgunaan pelarut berbahaya,” ujar Sjamsuliani.(*)
#berantasstunting
#HadapiCorona
#BijakGGL
Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul “Parfum Kelebihan Alkohol Bahaya”