Hasil ini diperoleh setelah mereka melakukan berbagai percobaan pada hewan (tikus), jaringan pankreas manusia, dan pada para penderita diabetes.
Dekstrometorfan sebenarnya merupakan suatu obat batuk yang bekerja dengan cara menekan aktivitas reseptor tertentu di dalam tubuh yang disebut dengan N-Metil-D-Aspartat (NMDA), yang terdapat di dalam medulla oblongata, yang merupakan bagian dari batang otak.
Selain di batang otak, reseptor NMDA ini ternyata juga terdapat di dalam sel-sel yang berfungsi untuk memproduksi hormon insulin di dalam pankreas.
Akan tetapi, berbeda dengan batuk yang akan berhenti bila reseptor NMDA di batang otak dihambat, terhambatnya reseptor NMDA di dalam pankreas justru dapat meningkatkan pelepasan hormon insulin.
Meski penelitian ini menjanjikan, para peneliti tidak menganjurkan para penderita diabetes untuk secara khusus mengonsumsi dekstrometorfan untuk membantu mengendalikan kadar gula darahnya.
Sebab masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut mengenai apa efek pemberian dekstrometorfan dalam jangka panjang pada seseorang, terutama pada penderita diabetes.
Baca Juga: Usianya 63 Tahun Tapi Disebut Artis Paling Cantik, Sup Jahe Jadi Rahasia Awet Muda
Baca Juga: Studi: Nikotin Membuat Sistem Imunitas Tubuh Jadi Tak Terkendali
Baca Juga: Sayuran Organik Jelas Lebih Sehat, Ini Panduan dan Cara Memilih
Selain itu, pada penelitian ini, para peneliti hanya melakukan percobaan pada sekitar 20 orang peserta, yang terbilang sampel sangat minim untuk sebuah penelitian ilmiah di bidang kesehatan. (*)
#bijakGGL #berantasstunting #hadapicorona