Find Us On Social Media :

Jika 95 Persen Warga Pakai Masker, Lockdown Sebenarnya Tidak Perlu dilakukan

Dari kiri Direktur Program Health Emergencies World Health Organization (WHO) Michael Ryan, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dan WHO Technical Lead Maria Van Kerkhove menghadiri jumpa pers mengenai virus corona atau COVID-19, di kantor pusat WHO di Jenewa Swiss, Rabu (11/3/2020). Tedros Adhanom Ghebreyesus menyampaikan penilaian bahwa virus corona jenis baru (COVID-19) sebagai pandemi.

GridHEALTH.id - Akibat melonjaknya kasus virus corona (Covid-19) beberapa negara khususnya di Eropa memberlakukan kembali aturan lockdown.

Alhasil berbagai sektor pun terlebih ekonomi sangat terganggu dengan aturan lockdown tersebut.

Mananggapi hal ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan sebenarnya aturan lockdown untuk menanggulangi penyebaran virus corona sangat bisa dihindari.

Bahkan caranya pun sangat mudah, yakni disiplin melaksanakan protokol kesehatan yang berlaku seperti memakai masker.

Hal ini disampaikan langsung pejabat tinggi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Eropa pada jumpa pers, Kamis (19/11/2020).

Direktur Regional WHO Eropa Hans Kluge menekankan bahwa lockdown harusnya menjadi 'upaya terakhir'.

Baca Juga: Dibanderol Mulai dari Rp 200 Ribu, Inilah Kandidat Vaksin Covid-19 yang Konon Hampir 100 Persen Efektif Bnuh Virus Corona

Baca Juga: Sehari Jelang Debat Kandidat Seorang Calon Bupati Indramayu Umumkan Positif Covid-19, Penyebabnya Transmisi Lokal

Kluge mendesak masyarakat mengikuti panduan kesehatan untuk mencegah korban jiwa wabah Covid-19.

Menurutnya, jika 95 % orang memakai masker, bukan hanya 60 % seperti saat ini, lockdown tidak dibutuhkan.

Diketahui penggunaan masker menjadi salah satu cara yang paling efektif dalam mencegah penularan virus corona.

Baca Juga: Ingat, Imunitas Tubuh Pasien Covid-19 Sembuh Hanya 6 bulan, Vaksin Cukup Diulang 1 Tahun Sekali

Menurut sfcdcp.org, penggunaan masker berguna untuk mencegah penularan penyakit, mencegah iritasi, mencegah kambuhnya alergi akibat udara, juga melindungi diri dari paparan polusi udara.

Masker juga membantu membatasi penyebaran kuman, bakteri ataupun virus termasuk Covid-19 yang penularannya kini sulit diprediksi.

Meski demikian, Kluge menambahkan, masker bukanlah obat mujarab dari penyakit Covid-19 dan perlu dikombinasikan dengan tindakan lainnya.

Baca Juga: Sering Merasa Sedih Saat Haid Merupakan Gejala PMS, Ini Cara Mengatasinya

"Jika kita semua melakukan bagian kita, penguncian dapat dihindari," kata Kluge, dikutip dari CNN.

Dia mencatat, saat ini ratusan juta orang hidup dalam isolasi.

Kondisi ini menyebabkan mereka kehilangan pekerjaan, gangguan layanan kesehatan, dan gangguan kesehatan mental, penyalahgunaan zat dan kekerasan berbasis gender.

Baca Juga: Ini Alasannya Mengapa Sebaiknya Kita Mandi Setelah Kehujanan

Orang-orang ini pun membutuhkan dukungan secara ekonomi di masa pandemi.

Bicara di Kopenhagen, Denmark, Kluge memperingatkan dampak negatif pelonggaran yang terlalu cepat.

Dia mengatakan pembatasan harusnya dilonggarkan secara bertahap.(*)

Baca Juga: Ternyata Berbahaya Minum Air Teh Usai Menyantap Makanan Berat

 #berantasstunting

#hadapicorona

#BijakGGL