Di bawah undang-undang tersebut, pemerintah Skotlandia harus menetapkan langkah-langkah yang memungkinkan siapa saja yang membutuhkan produk sanitasi wanita ini (pembalut dan tampon) untuk mendapatkannya secara gratis.
Sekolah dan universitas harus menyediakan produk secara gratis di kamar mandi mereka.
Sebenarnya selama ini pemerintah Skotlandia sudah mendanai produk bulanan tersebut gratis di sekolah dan universitas, tetapi undang-undang tersebut menjadikannya persyaratan hukum.
Sekretaris Komunitas Aileen Campbell dari Partai Nasional Skotlandia memuji pengesahan undang-undang tersebut sebagai "momen penting untuk kesetaraan gender."
Dan Rose Caldwell, kepala eksekutif dari organisasi amal hak anak perempuan Plan International UK, mengatakan undang-undang ini sangat berarti.
“Skotlandia dapat segera menjadi negara pertama di dunia yang menghilangkan kemiskinan menstruasi untuk selamanya, dan dengan keuangan rumah tangga di bawah tekanan dari pembatasan virus corona, kebutuhan akan produk tersebut tidak lagi mengkhawatirkan. "
Baca Juga: #BijakGGL, Mengenal Gula Alkohol yang Memiliki Setengah Kalori Gula Biasa
Baca Juga: Perempuan dengan Diabetes, Amankah Mengonsumsi Pil KB?
Sebuah survei tahun 2017 oleh badan amal tersebut memperkirakan bahwa 10% anak perempuan berusia 14 hingga 21 tahun di Inggris tidak mampu membeli produk menstruasi, dan 15% anak perempuan kesulitan untuk membelinya. (*)
#bijakGGL #berantasstunting #hadapicorona