GridHEALTH.id - Pandemi Covid-19 membuat hampir semua orang di dunia mengalami perubahan yang tidak terduga dalam hidupnya.
Perubahan paling terasa pada aktivitas harian. Baik bekerja, belajar, sampai beribadah harus dilakukan dari rumah dan dengan cara yang berbeda.
Pandemi pun memberi tantangan tersendiri bagi pasangan suami istri.Pasalnya, selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) berlangsung sejumlah klinik kesehatan dan kandungan ditutup sementara.
Menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) kondisi ini menyebabkan akses untuk memperoleh alat kontrasepsi menjadi sulit.
BKKBN mencatat adanya penurunan jumlah pelayanan KB secara nasional dari masing-masing jenis alat obat kontrasepsi (alokon).
Pasangan Usia Subur (PUS) yang memerlukan kontrasepsi menunda datang ke fasilitas kesehatan (faskes) selama pandemi jika tidak dalam kondisi gawat, karena adanya kekhawatiran tertular Covid-19.
Baca Juga: Wanita Penyandang Hipertensi dan Diabetes Tidak Disarankan Pakai Kontrasepsi Hormonal
Baca Juga: Kebanyakan Gula Bisa Sebabkan Anak Jadi Hiperaktif? Ini Penjelasannya
Akibatnya, jumlah kehamilan tidak direncanakan (KTD) meningkat. Berdasarkan data BKKBN, Selasa (19/05/2020), tercatat ada lebih dari 400.000 KTD sepanjang pandemi Covid-19.