Dengan meningkatnya angka kehamilan, diperkirakan pada awal 2021 akan ada lebih dari 420.000 bayi baru lahir.
Baca Juga: Perempuan dengan Diabetes, Amankah Mengonsumsi Pil KB?
Perkiraan angka itu berdasarkan perhitungan bahwa 10% dari 28 juta keluarga mengalami kesulitan dalam mengontrol kelahiran.
Padahal seperti diketahui, Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia. Badan Pusat Statistik memproyeksi pada 2020 ini jumlah penduduk Indonesia akan meningkat sebanyak 271.066.000 jiwa
Setidaknya ada sekitar 4,8 juta kelahiran baru setiap tahunnya di Indonesia. Selain itu, kasus stunting, hingga kematian ibu dan bayi masih menjadi persoalan yang harus ditangani. KTD yang meningkat dikhawatirkan menyumbang persoalan baru.
KTD memiliki dampak yang luas seperti meningkatkan kasus aborsi, meningkatkan risiko kematian ibu dan anak, anemia pada ibu hamil, malnutrisi pada ibu hamil dan janin, bayi lahir prematur, Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR), dan kurangnya kasih sayang serta pengasuhan karena kehamilan yang tidak diinginkan.
Oleh sebab itu, diperlukan cara efektif untuk menekan kondisi ini. salah satunya melalui penggunaan alat kontrasepsi yang mudah diakses dan tidak memerlukan kunjungan ke fasilitas layanan kesehatan guan menekan angka penyebaran virus corona.
Misalnya, dengan mengonsumsi pil KB. Alat kontrasepsi jenis ini mudah didapatkan serta tidak mewajibkan Anda untuk mengunjungi fasilitas layanan kesehatan.
Baca Juga: Wanita Wajib Tahu, Siklus Haid Teratur Perbesar Peluang Kehamilan
Baca Juga: Diabulimia Pada Penyandang Diabetes, Gangguan Makan Akibat Depresi dan Penyalahgunaan Insuli
Melansir dari situs Kemenkes.go.id pemerintah sebenarnya sedang menggiatkan program KB Pasca Persalinan (KB-PP) yaitu metode kontrasepsi yang diterapkan segera setelah persalinan (0-42 hari setelah melahirkan).