Hati kemudian akan memetabolisme fruktosa dan mengubahnya menjadi sesuatu hal yang dapat digunakan oleh tubuh.Akan tetapi, karena hati tidak dapat memetabolisme semua fruktosa yang masuk ke dalamnya, terutama bila sering mengkonsumsi makanan manis, maka lama kelamaan kadar fruktosa ini akan membentuk suatu kumpulan lemak di dalam hati (lipogenesis), yang merupakan suatu faktor risiko dari terjadinya perlemakkan hati.Kadar fruktosa yang berlebihan ini juga dapat menurunkan kadar kolesterol HDL atau kolesterol “baik” dan memicu produksi trigliserida, sejenis lemak yang dapat berpindah dari hati ke dalam pembuluh darah arteri, sehingga meningkatkan risiko terjadinya serangan jantung atau stroke.Selain itu, kadar fruktosa yang tinggi di dalam hati juga membuat hati “meminta” lebih banyak insulin untuk membantu hati memetabolisme kelebihan fruktosa ini.
Baca Juga: Sakit Maag Atau Gejala Kanker Lambung? Ini Cara Membedakannya
Baca Juga: Jangan Membersihkan Kacamata dengan Ujung Baju, Ini Akibatnya
Akan tetapi, karena banyak “permintaan” insulin oleh tubuh, maka pankreas pun harus bekerja lebih keras dan memicu terjadinya berbagai proses peradangan di dalam tubuh, yang dapat meningkatkan risiko terjadinya obesitas dan diabetes. (*)
#berantasstunting #hadapicorona #bijakGGL