Find Us On Social Media :

3M 3T Plus Ekskalasi Wilayah Turunkan Case positivity Rate di Bawah 10 persen, Indonesia Lolos dari Pandemi Covid-19

3M salah satu memakai masker, tidak cukup membuat Indonesia lolos dari pandemi Covid-19.

GridHEALTH.id - Kini PR banyak orang di dunia, terlebih pemerintah dan pakar adalah lolos dari pandemi Covid-19.

Vaksin adalah salah satu jalan untuk keluar dari pandemi Covid-19.

Baca Juga: Cara Meracik Air Rebusan Jahe, Khasiatnya Hilangkan Lemak di Perut, Pinggang dan Paha

Tapi hal itu belum juga terwujud hingga saat ini. Karena memang tidak mudah untuk bisa lolos uji klinis dengan cepat.

Pertanyaannya, apakah kita akan tinggal diam menunggu vaksin?

Orang yang mempunyai optimisme tinggi tentu akan tegas menjawab tidak.

Baca Juga: Akui Ada Keterlambatan Input Data, Epidemiolog: Data Covid-19 yang Disampaikan Satgas Tidak Pernah Tepat

Nah, jika itu ada disetiap jiwa masyarakat Indonesia, tak terkecuali pemerintah, Indonesia bisa saja lolos dari pandemi Covid-19 tidak sampai harus masuk gelombang dua pandemi Covid-19.

Untuk itu, putuskan bersama mata rantai penularan virus corona sekarang juga.

Caranya, kita sudah tahu semua, 3M. Tapi itu tidak cukup ternyata.

Kita semua secara bersama harus menerapkan juga 3T. Apa itu?

Baca Juga: Negara Lain Alami Lonjakan Kasus Covid-19 usai Pemilu, Satgas Pusat Yakinkan Telah Berkoordinasi dengan Satgas Daerah

Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman menjelaskan bahwa 3M harus diimbangi dengan 3T.

Menurutnya, kepatuhan memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan ( 3M) harus didukung dengan pelacakan (tracing), pemeriksaan (testing) dan perawatan (treatment) Covid-19 yang memadai.

Baca Juga: Coba Makan Pisang Setelah Selesai Berolahraga dan Rasakan 2 Manfaat Luar Biasa Ini

"Pelaksanaan disiplin 3M oleh masyarakat efektif apabila situasi penanganan Covid-19 juga terkendali dengan baik," ujar Dicky.

"Soal disiplin pengendalian Covid-19 tentu pemerintah, masyarakat dan semua komponen punya peran penting. Yang paling mendasar adalah strategi 3T minimal harus dijalankan," lanjutnya.

Dicky mengungkapkan, yang dimaksud minimal adalah mengacu kepada standar minimal kapasitas pemeriksaan yang ditetapkan badan kesehatan dunia (WHO).

Baca Juga: Tak Rela Anaknya yang Sudah Mapan Jatuh Ke Pelukan Perempuan Selain Dirinya, Ibu Bejat Ini Berhubungan Intim dengan Anak Kandung dan Hamil

Standar yang dimaksud adalah sebesar satu tes per 1.000 orang per pekan.

Juga, lanjut Dicky, pemeriksaan Covid-19 harus sesuai ekskalasi setiap wilayah.

Sehingga, nantinya bisa menurunkan case positivity rate sampai di bawah angka 10 persen.

Baca Juga: Jokowi Klaim Penanganan Covid-19 Sudah Membuahkan Hasil, Epidemiolog: Ada 4 Indikator untuk Mengukur Keberhasilan Penanganan Pandemi

Case positivity rate adalah perbandingan antara jumlah kasus positif Covid-19 dan jumlah tes yang dilakukan.

"Maksud sesuai ekskalasi adalah mencapai positivity rate yang setidaknya kisaran lima persen. Idealnya ya jauh di bawah 5 persen sesuai standar WHO," ungkap Dicky.

"Tetapi kalau dalam jangka pendek setidaknya di kisaran 5-8 persen dulu. Itulah yang harus dijadikan target sehingga bisa mendukung 3M masyarakat," tambah Dicky.

Baca Juga: Hubungan Intim Berujung Petaka, Si Perempuan Terinfeksi Bakteri Pemakan Daging

Diluar itu, Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito untuk kesekian kalinya mengingatkan dan meminta masyarakat dengan teramat snagat, kembali menerapkan disiplin protokol kesehatan.

Hal ini berkaitan dengan penambahan kasus harian Covid-19 yang semakin meningkat, bahkan mencapai 8.369 kasus dalam satu hari.

Wiku menyayangkan tingginya penambahan kasus Covid-19 ini.

Baca Juga: PBB Putuskan Ganja sebagai Tanaman Obat dan Narkotika Tak Berbahaya

Menurut dia, jumlah tersebut sangat besar dan tidak bisa ditoleransi lagi.(*)

#berantasstunting

#BijakGGL

#HadapiCorona

Artikel ini sudah tayang di Kompas.com dengan judul: Epidemiolog: Disiplin 3M Efektif jika Didukung 3T yang Memadai untuk Kendalikan Pandemi