GridHEALTH.id - Moderna menjadi salah satu perusahaan farmasi Amerika Serikat terdepan dalam mengembangkan vaksin untuk virus corona (Covid-19).
Hal ini tak lain karena hasil uji coba vaksin yang telah dilakukan menunjukan hasil yang positif.
Dimana efektivitas vaksin Covid-19 buatan Moderna bisa mencapai 94,5%.
Capaian ini hanya kalah dari uji coba vaksin Covid-19 buatan kolaborasi Pfizer dan BioNTech yang hampir mencapai 100%.
Diketahui vaksin sendiri merupakan produk biologi berasal dari virus, bakteri atau dari kombinasi antara keduanya yang dilemahkan.
Menurut NHS vaksin diberikan kepada individu yang sehat guna merangsang munculnya antibodi atau kekebalan tubuh guna mencegah dari infeksi penyakit tertentu seperti Covid-19.
Sementara itu, tahukan proses pengembangan vaksin virus corona oleh Moderna ini ternyata sangat cepat.
Moderna berhasil menemukan formula vaksin Covid-19 tersebut hanya dalam waktu dua hari saja sebelum Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan virus corona sebagai pandemi.
Baca Juga: Banyak Bekerja di Depan Layar Komputer, Lakukan Olahraga Mata Untuk Menjaga Otot Mata Tetap Sehat
Baca Juga: Baru Tiba Sehari di Indonesia, Pendaftaran Vaksinasi Covid-19 secara Online Sudah Dibuka, Benarkah?
Pada 6 Januari 2020 lalu, CEO Moderna Stéphane Bancel mengirim e-mail kepada Barney Graham, seorang peneliti vaksin di National Institutes of Health (NIH) Amerika Serikat.
Melansir Business Insider, saat itu Bancel mulai mendeteksi keberadaan virus misterius di Wuhan, China.
Ia kemudian melakukan diskusi dengan Graham mengenai pengembangan vaksin untuk virus misterius tersebut.
Baca Juga: PMS dan PMDD, 2 Gangguan Haid Bikin Resah, Pil KB Dapat Mengatasinya
Kerjasama antara Moderna dan NIH sudah terjalin sejak 2017, terutama dalam hal pengembangan vaksin.
Mendengar kabar terbaru tersebut, NIH setuju untuk memulai penelitian vaksin untuk virus yang kini dikenal sebagai SARS-CoV-2.
Pada 11 Januari, peneliti dari China menerbitkan urutan genetik dari novel coronavirus.
Dua hari berselang, tim ilmuwan Moderna dan NIH telah berhasil menyelesaikan urutan genetik yang menjadi formula dasar pembuatan vaksin virus corona di kemudian hari.
Dalam wawancaranya dengan New York Times, Bancel bahkan mengatakan, virus corona bukan merupakan virus yang rumit.
Kloter calon vaksin corona pertama dari Moderna dikirimkan ke NIH pada 24 Februari. Peneliti memberikan dosis pertama pada 16 Maret di Seattle, Washington.
Moderna juga berhasil meluncurkan uji klinis pertama dari vaksin Covid-19.
Kecepatan respons Moderna ini berkat dukungan teknologi yang lebih baik dari perusahaan lain.
"Kami tidak melewatkan langkah apapun, kami sebenarnya memiliki teknologi yang lebih baik," ungkap Albert Rizzo, Kepala Petugas Medis American Lung Association, seperti dikutip dari Business Insider.(*)
Baca Juga: Faktanya Penderita Diabetes Masih Bisa Makan Nasi Putih, Begini Baiknya
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL